2 Sabo Dam Sungai Radda Rampung, Warga Manfaatkan Peluang Potensi Wisata
LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Sesuai target, pembangunan dua sabo dam di Sungai Radda kini telah rampung.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, meninjau langsung kondisi dan pemanfaatan dari dua bangunan yang berfungsi sebagai pengendali sedimen ini.
“Sungai Radda ini, sebelumnya badan sungainya itu kecil sekali. Makanya saat banjir bandang 13 Juli 2020, air sungai itu meluap hingga ke pemukiman warga yang berada di bantaran sungai Radda, karena badan sungainya yang kecil dan tidak mampu memuat seluruh material besar dan berat yang terseret oleh tekanan aliran air,” papar Indah Putri terkait kondisi Sungai Radda.
Bupati Perempuan di Sulsel itu menjelaskan bahwa sabo dam ini dibangun sebagai upaya untuk mengendalikan sedimen atau endapan bawaan sekaligus mengendalikan laju aliran air sehingga bagian hilir tidak banyak terdampak oleh potensi bencana serupa di kemudian hari.
“Kami juga sudah menandatangani persetujuan persiapan untuk pembangunan sabo dam selanjutnya yang direncanakan akan dibangun tahun 2025. Jadi perencanaannya tahun ini, dan diharapkan tahun depan sudah terbangun lagi sabo dam lain di atas sabo dam ini. Karena mengingat hasil kajian tiga sungai di Luwu Utara ini, memang dibutuhkan kurang lebih 10 sabo dam,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang ikut andil atas terbangunnya sabo dam ini.
“Terima kasih kepada Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sumber Daya Air. Juga teman-teman di Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Sulawesi Selatan yang menangani sabo dam ini. Juga Terima kasih kepada Muhammad Fauzi anggota DPR RI komisi V,” sebutnya.
Selain sebagai pengendali sedimen, ternyata sabo dam Sungai Radda juga dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai tempat pemandian.
Melihat adanya potensi wisata, sejumlah warga kemudian berinisiatif untuk berdagang di area sabo dam ini.
“Benar, kita lihat ada potensi wisata di sini, kami pun tidak pernah melarang adanya kegiatan ekonomi. Tetapi lokasi yang digunakan untuk berdagang ini merupakan dangerous area atau area berbahaya karena berada tepat di pinggir bangunan. Area ini beresiko menjadi titik paling pertama yang tersapu aliran air ketika tekanan air sedang tinggi, belum resiko terhadap bencana alam lainnya,”‘kata orang nomor satu di Luwu Utara itu.
Oleh karena itu, Indah mengimbau para pedagang agar segera memindahkan lapak dagang mereka di area yang lebih aman.
“Mohon dibantu prosesnya nanti, Pak Desa, Pak Camat, Kepala Disporapar, dan Kepala DP2KUKM. Karena bagaimanapun ini demi keselamatan dan keamanan warga kita. Kalau perlu ditata lagi sehingga semakin menarik. Ingat, harus mengutamakan faktor keselamatan karena itu yang utama, safety first,” pesan Indah Putri. (*)
Tinggalkan Balasan