Akademisi Puji Ketenangan Pasangan MAJU, Meski Dapat Serangan Personal Saat Debat Pilkada
LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Debat Pilkada Lutra yang digelar di Hotel Four Points Makassar, Kamis (31/10/2024) malam, menyisakan sejumlah catatan.
Salah satunya adalah sejumlah pertanyaan yang dinilai menyerang personal dan keluar dari konteks materi debat yang disiapkan KPU Luwu Utara.
Akademisi Universitas Indonesia Timur, Dr. Andi Risma Jaya, M.A.P menilai debat Pilkada Lutra diwarnai dengan serangan yang berbau personal khususnya ditujukan ke pasangan calon (paslon) nomor urut 4 Muhammad Fauzi-Ajie Saputra.
“Keempat pasangan calon memaparkan visi-misinya dengan lugas dan argumen yang jelas. Meski diwarnai dengan sedikit serangan berbau personal yang mendera pasangan nomor urut 4 khususnya ke calon bupati,” kata Andi Risma Jaya.
Tensi debat mulai naik, kata Andi Risma, terlihat pada sesi keempat saat kandidat saling melempar pertanyaan.
Namun, menurut Andi Risma Jaya, ketenangan diperlihatkan Muhammad Fauzi dalam menjawab pertanyaan yang menyerang personal tersebut. Sikap ini dinilai justu bisa menjadi keunggulan.
“Ketenangan seorang Muhammad Fauzi dalam menghadapi serangan terhadap personalnya justru bisa lebih menguatkan elektabilitas dan kepercayaan publik pada kepantasannya untuk memimpin Kabupaten Luwu Utara,” kata Andi Risma Jaya.
“Pilihan pasangan nomor urut 4 untuk tidak melakukan serangan balik terhadap calon-calon lainnya menjadi kesempatan bagi Fauzi-Ajie untuk meraih simpati dari rakyat Luwu Utara yang cenderung santun dan rasional serta objektif terhadap kapasitas calon dalam memilih pemimpin mereka ke depan,” lanjut akademisi lulusan Doktoral Universitas Hasanuddin ini.
Pasangan MAJU (Muhammad Fauzi-Ajie Saputra) memang berkomitmen mengedepankan politik santun dan riang gembira.
Hal itu terlihat di sejumlah orasi politik pasangan Maju saat bertemu masyarakat.
“Pilihan boleh berbeda, tetapi kita harus tetap menjaga sopan santun dan tidak saling melempar fitnah. Mari kita berpilkada dengan santun dan riang gembira agar masyarakat dapat memilih berdasarkan hati nurani dan membandingkan visi misi calon,” kata Muhammad Fauzi. (*)