Audit Kasus Stunting, BKKBN Provinsi Sebut Penanganan di Luwu Utara Cukup Baik

Wakil Bupati Luwu Utara Suaib Mansur ikut pendampingan Tim Audit Kasus Stunting Pusat atau provinsi dalam proses identifikasi dan seleksi kasus di Aula Hotel Bukit Indah Masamba, Selasa (13/9/2022).

LINISULSEL.COM, LUWUUTARA – Wakil Bupati Luwu Utara Suaib Mansur ikut pendampingan Tim Audit Kasus Stunting Pusat atau provinsi dalam proses identifikasi dan seleksi kasus di Aula Hotel Bukit Indah Masamba, Selasa (13/9/2022).

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan identifikasi status Stunting dengan data yang tersedia. Hal tersebut seperti yang dilaporkan Kepala Dinas DP3AP2KB Andi Zulkarnain.

Sementara itu Kepala Bidang Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi Dinas BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan Drs. Ikhsan M. Si menjelaskan, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai prioritas dalam pembangunan. Khusus untuk di Luwu Utara terkait penanganan stunting progres pencapaiaannya sudah baik.

“Dari data ini pemerintah bagaimana menekan laju resiko terkena stunting. Alhamdulillah Luwu utara termasuk tercepat yang sudah 100% baik desa maupun kabupaten dalam pembentukan Tim Percepatan penurunan Stunting (PPS). Kami berharap datanya sudah tersedia yang akan kita olah setelah itu di identifikasi dan akan muncul seleksi kemudian akan dilakukan desiminasi di tingkat kabupaten, selanjutnya kita akan melakukan edukasi bagi keluarga yang yang beresiko terkena Stunting. Luwu Utara termasuk dari 5 kabupatan yang saya lihat yang terbaik dalam penanganan Stunting,”jelasnya.

Sementara itu Wakil Bupati Luwu Utara Suaib Mansur mengatakan tujuan utamanya audit adalah menemukan masalah kemudian menyelesaikan masalah yang di temukan sehingga masalah tersebut tidak terulang dan menemukan solusi.

Dia menjelaskan, ada refleksi dari semua yang akan telah dilakukan sehingga tidak terjatuh pada jurang yang sama.

“Saya mengapresiasi pada kita semua karena kita ketahui stunting tidak bisa kita lakukan sendiri karna stunting butuh perhatian dari kita semua sebagai penanganan sensitif dan butuh kolaborasi terus menerus.Nanti ada rekomendasi yang kita temukan dan Kita harapkan tindak lanjutnya,”jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup