Buka Orientasi Kepalangmerahan PMR Lutra, Indah Putri Ajak Peserta Tebar Kebaikan
LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Menebar kebaikan dan melakukan tugas-tugas kemanusiaan adalah sesuatu yang tidak akan pernah berhenti hingga dunia kiamat.
Hal itu disampaikan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani saat membuka kegiatan Orientasi Kepalangmerahan Palang Merah Remaja (PMR) tingkat Wira di SMAN 4 Luwu Utara, baru-baru ini.
“Apa yang kita lakukan hari ini sudah merupakan bagian dari menyebarkan nilai kebaikan itu sendiri. Karena hal baik tidak boleh berhenti dan harus terus disuarakan,” kata Indah Putri.
Indah Putri menjelaskan bahwa mencari orang baik itu mudah, tetapi menemukan orang yang mau mengamalkan kebaikan itulah yang sulit.
“Dalam mengamalkan kebaikan, diperlukan keimanan dan keilmuan. Melalui Ilmu yang didapatkan serta keimanan yang dibentuk dan dikembangkan, maka dorongan untuk menebarkan hal-hal baik bisa dilakukan. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain dan alam sekitar,” terangnya.
Untuk itu, Indah Putri berpesan agar peserta orientasi senantiasa belajar baik dari ruang-ruang formal maupun non formal, serta senantiasa beribadah sesuai kepercayaannya masing-masing agar kedepannya dapat terus menebarkan kebaikan dan melakukan tugas-tugas kemanusiaan.
“Berpikir baik, berkata baik, bersikap baik, berperilaku baik dan berbuat baiklah. Yakinlah kebaikan yang kita lakukan tidak akan kemana-mana, kecuali akan kembali kepada kita dalam bentuk hal yang baik pula,” pesan orang nomor satu di Luwu Utara itu kepada 74 peserta.
Selain melakukan tugas-tugas kemanusiaan, Indah Putri yang merupakan Ketua PMI Luwu Utara ini juga menyadari pentingnya adaptasi dan mitigasi bencana bagi palang merah. Hal ini sesuai pula dengan tema HUT ke-79 PMI yakni Aksi Adaptasi Iklim.
“Bencana itu adalah sebuah keniscayaan, kita hanya tidak tahu di mana, kapan, jenis bencana apa yang akan kita hadapi. Maka sebagai manusia hal yang perlu kita lakukan adalah adaptasi dan mitigasi,” ucapnya.
“Adaptasi dan mitigasi diawali dengan proses pengenalan potensi bencana. Kita harus bisa mengidentifikasi potensi bencana apa yang ada di sekitar kita. Karena kalau kita tidak kenal dengan potensi bencana yang ada di sekitar maka kita tidak akan tahu harus melakukan apa untuk melakukan adaptasi dan mitigasi yang tepat dan sesuai,” pesan bupati yang kini menempuh pendidikan Pascasarjana Manajemen Bencana Unhas ini. (*)