Cegah Stunting, Kepala Bappelitbangda Lutra Perkenalkan Program One Day One Egg
LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Pemerintah Kabupaten Luwu Utara terus menunjukkan konsistensinya dalam rangka menekan angka stunting.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Luwu Utara, Aspar, membeberkan beberapa strategi akan menjadi konsen Pemda dalam mengakselerasi zero stunting.
Salah satu strategi yang dimaksud yakni program “One Day One Egg” atau satu hari satu telur diberikan kepada anak penyandang stunting yang diharapkan mampu mempercepat penambahan gizi bagi anak.
“Menurut hasil penelitian bahwa PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kaya protein hewani seperti telur pada balita atau anak usia bawah dua tahun stunting dapat mempercepat pertumbuhan anak panjang/ tingginya, hanya membutuhkan waktu sekira 3 bulan secara terus menerus,” ujar Aspar saat wawancara di radio 100 FM Kabar Luwu Utara, Rabu (12/7/2023).
Aspar menjelaskan, secara garis besar mekanisme kerja pemberian PMT melalui program “One Day One Egg” yaitu pemerintah merencakan penyediaan logistik telur yang kemudian didistribusikan ke setiap desa, dimana ketua TP-desa sebagai koordinator sekaligus menyediakan tempat penampungan telur.
“Telur tersebut kemudian didistribusikan oleh kader bersama anggota TP-PKK ke masing-masing rumah keluarga yang memilki baduta stunting dan Bumil KEK (Kurang Energi Kronis) secara rutin, kader dan TP-PKK ini juga yang memantau dan memastikan bahwa telur tersebut dikomsumsi oleh sasaran setiap hari didokumentasikan dengan foto, lalu dilaporkan melalui Whatsapp Group Desa, kemudian dilanjutkan ke Whatsapp group kecamatan dan Whatsapp Group Kabupaten setiap harinya,” paparnya.
Aspar melanjutkan, selain pemberian PMT, pemerintah juga akan melakukan pengadaan alat antropometri (alat yang berfungsi untuk menilai ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh manusia) dan peningkatan pembangunan posyandu di mana tahun ini beberapa desa telah mengalokasikan pembangunan posyandu.
“Puskesmas-puskesmas kita juga telah rutin melakukan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, serta dibentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk melakukan pendampingan kepada keluarga berisiko yang dikoordinir oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Kemudian telah dilakukan pelatihan peningkatan kapasitas kader pembangunan manusia (KPM) dan kader Posyandu,” ungkap mantan Sekretaris Dewan Kabupaten Luwu Utara ini.
“Kami juga telah melakukan Monitoring Evaluasi tematik stunting dan kemiskinan ekstrem bagi perangkat daerah serta peninjauan lapangan untuk menghimpun kembali progres intervensi yang telah dilakukan oleh perengkat daerah sekaligus mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi. Hasilnya berupa rekomendasi-rekomendasi untuk tindaklanjut yang akan kami tuangkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) dengan semua perangkat daerah sekaligus akan menjadi poin-poin dalam instruksi Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani,” tandasnya.
Diketahui, stunting telah lama menjadi salah satu masalah kesehatan nasional, bahkan dunia. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya sehingga mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Percepatan penurunan stunting menjadi program prioritas pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024.
Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%. Untuk itu stunting perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, hingga tingkat keluarga. (*)
Tinggalkan Balasan