Diversifikasi Produk Nira Aren Menjadi Gula Liquid Oleh KUPS Gula Aren Desa Sangtandung Luwu
LINISULSEL.COM, LUWU – Kegiatan pengabdian kepada masyarakat skema program kemitraan masyarakat diselenggarakan oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendikbudristek bekerjasama dengan Tim PKM Universitas Andi Djemma.
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sangtandung Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sabtu 31 Agustus 2024.
Ketua Tim Fakultas Kehutanan Universitas Andi Djemma, Witno, S.Hut.,M.Si dan anggota tim Dr. Dewi Marwati, S.P.,M.Si dan Maria, S.Hut.M.Hut melaksanakan pelatihan pengolahan nira aren menjadi gula liquid.
Pada kegiatan ini tim PKM UNANDA bermitra dengan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Gula Aren Desa Sangtandung yang di ketuai oleh bapak Rasmin yang beranggotakan 17 orang.
Kegiatan PKM ini turut dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Desa Sangtandung, KPH Lamasi, Ketua LPHD Desa Sangtandung, Ketua Kelompok Tani Desa Sangtandung, perwakilan LPPM UNANDA yang sekaligus membuka kegiatan PKM dengan tema.
Diversifikasi produk nira aren menjadi gula liquid oleh Kelompok Usaha perhutanan Sosial (KUPS) Gula Aren Desa Sangtandung
Selain itu yang menjadi narasumber utama kegiatan pelatihan ini adalah bapak Ismail S.T dari PT. Lembar Rimba Agri Lestari yang berpengalaman dalam pendampingan Kelompok tani hutan dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial di beberapa Desa di Kabupaten Luwu kaitannya dengan pengolahan nira aren menjadi gula liquid.
Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh potensi nira aren di Desa Sangtandung yang banyak tumbuh disekitar rumah warga, kebun-kebun dan disepanjang garis sungai Desa Sangtandung.
Potensi sumber bahan baku nira aren tidak di barengi dengan SDM kelompok dalam memanfaatkan pengolahan nira aren menjadi gula liquid yang bernilai ekonomi tinggi.
Sebelumnya anggota kelompok hanya mengolah nira aren menjadi gula batok biasa, namun pengolahan ini dianggap tidak efisien dan efektif dari segi tenaga, waktu dan biaya.
Sementara pengolahan nira aren menjadi gula liquid, lebih efisien dan efektif karena tidak membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang besar.
Harga gula liquid juga lebih tinggi dibandingkan gula batok biasa, baik pada pasaran lokal maupun modern.
“Kami selaku pelaksana, semoga bisa memberikan manfaat yang besar kepada anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Gula Aren Desa Sangtandung pada khususnya dan seluruh masyarakat sekitar,” harap Witno, S.Hut.,M.Si selaku ketua tim PKM
“Pemberian bantuan alat teknologi tepat guna, pelatihan dan pendampingan kepada anggota kelompok akan terus kami lakukan agar keberlanjutan dari program terus berjalan hingga anggota kelompok bisa mandiri dalam pelaksanaannya,” ucap Witno, S.Hut.,M.Si selaku ketua tim PKM. (*)