DP2KB dan Babinsa Se-Lutim Ikut Sosialisasi Peran TNI Dalam Pencegahan Stunting

DP2KB bersama Babinsa se Kabupaten Luwu Timur mengikuti Sosialisasi Peran TNI dan Mobilisasi Sosial Dalam Pencegahan Stunting tingkat Provinsi Sulsel yang digelar secara Virtual, di Aula Media Center Dinas Kominfo-SP Lutim, Selasa (10/10/2023).

LINISULSEL.COM, LUWU TIMUR – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) bersama Babinsa se Kabupaten Luwu Timur mengikuti Sosialisasi Peran TNI dan Mobilisasi Sosial Dalam Pencegahan Stunting tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang digelar secara Virtual, di Aula Media Center Dinas Kominfo-SP Lutim, Selasa (10/10/2023).

Sosialisasi dibuka oleh Brigjen TNI Budi Suharto dan dihadiri oleh Kasi Terkasrem 141 Toddopuli, Dandim jajaran 141, Danramil dan Babinsa beserta jajarannya, Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dan DP2KB Kabupaten Luwu Timur, serta Tim Unicef Nike frans dan Surahman.

Dalam Sambutannya, Brigjen TNI Budi Suharto mengatakan, penanganan kasus stunting ini menjadi prioritas program dari pemerintah pusat dan Panglima TNI.

“Perkembangan stunting di wilayah Sulsel khususnya dijajaran Korem 141 Toddopuli masih menjadi soratan, dimana terdapat beberapa wilayah tingkat kasus stuntingnya masih tinggi sehingga kegiatan ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk memacu seluruh instansi terkait agar kepedulian terhadap prevalensi stunting dapat diatasi, termasuk masyarakat yang memiliki anak terkena stunting,” terang Budi Suharto.

Senada dengan itu, Tim Unicef, Surahman mengungkapkan, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama dan infeksi yang berulang, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.

“Stunting terjadi hampir diseluruh kelompok sosial ekonomi, sehingga permasalahan stunting ini bersifat mudimensional, artinya tidak hanya karena kemiskinan dan akses terhadap pangan, tetapi juga karena pola asuh dan pemberian makan pada balita, sehingga menjadi tanggung jawab kita bersama dalam menangani kasus stunting ini,” jelas Surahman.

Sementara Kepala Bidang Keluarga Berencana, Suliaty mengharapkan peran Babinsa setempat dan tokoh masyarakat dapat memastikan seluruh anak balita rutin dibawa ke posyandu setiap bulan, agar kedepannya tidak ada lagi anak balita yang terdampak stunting.

“Tidak bisa kita berharap pada pemerintah daerah saja yang aktif dalam penurunan prevalensi stunting, tetapi diharapkan sinergitas dengan Babinsa se Kabupaten Luwu Timur untuk turut berperan aktif dalam membantu mengingatkan masyarakat utamanya para orang tua agar rutin membawa anak-anaknya ke posyandu setiap bulannya,” kata Suliaty. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup