Dua Perwakilan IFAD Kunjungi Lutra untuk Pastikan Program SFITAL Berjalan Maksimal
LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Di Kabupaten Luwu Utara, kebutuhan akan peta jalan kakao sangat diharapkan.
Daerah ini secara resmi telah menyetujui dokumen Peta Jalan Kakao Berkelanjutan yang dihasilkan program SFITAL yang menjadi pedoman strategis pelaksanaan implementasi berbagai kegiatan peningkatan produksi kakao berkelanjutan.
Dokumen Peta Jalan Kakao Berkelanjutan ini telah disetujui pada Oktober 2022 pada acara Seminar Nasional Kakao Berkelanjutan yang juga secara formal diresmikan oleh Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, yang memasuki tahap pelaksanaan di tahun 2023.
Untuk memastikan program SFITAL terimplementasi dengan baik di Kabupaten Luwu Utara, dua perwakilan Internasional Fund for Agricultural Development (IFAD), masing-masing Abdelkarim Sma dan Sarah Fahmida Rahman, melakukan kunjungan supervisi program SFITAL sekaligus bersilaturahmi dengan Bupati Luwu Utara, Rabu (17/5/2023), di Ruang Command Center.
IFAD adalah lembaga yang mendukung program SFITAL, ICRAF, Rainforest Alliance dan MARS, sekaligus sebagai lembaga yang melakukan supervisi untuk mendengar langsung kemajuan implementasi yang sudah dijalankan serta beberapa isu dan tantangan yang ada dari berbagai stakeholder terkait serta para kelompok petani di cluster pilot program SFITAL.
Inisiatif yang telah dikembangkan ICRAF, bersama Rainforest Aliance (RA) dan MARS terus mendapatkan dukungan dan komitmen penuh dari Pemda Luwu Utara yang diharapkan dapat meningkatkan mutu produksi buah kakao yang berkualitas dan berkelanjutan, karena Pemda bertugas memastikan peta jalan yang telah disepakati bersama dilaksanakan sebagaimana mestinya dan bersinergi untuk mewujudkan kesejahteraan penghidupan petani.
Tak hanya meningkatkan kualitas komoditas kakao, namun Pemda Lutra juga turut mendukung pelaksanaan program SFITAL dalam meningkatkan pengetahuan dan kapasitas para petani untuk agroforestry kakao, yaitu melalui pelatihan kepada para penyuluh pertanian dan kelompok tani di cluster target program SFITAL.
“Koordinasi yang dilakukan Pemda adalah langkah penting, karena melalui dokumen Peta Jalan Kakao Berkelanjutan, SFITAL telah mengeluarkan kerangka pendukung strategis berbasis penelitian, melaksanakan berbagai pelatihan, serta pendekatan model agroforestry kakao, dan beberapa perencanaan proyek yang cukup luas,” kata Abdelkarim.
Ia mengatakan, kunjungan IFAD ke Lutra, selain ingin mengetahui apa saja yang sudah dilakukan petani, juga ingin mengetahui permasalahan yang ditemui, khususnya tentang agroforestri kakao dan tanaman pendamping lainnya yang bermanfaat untuk diterapkan di kebun kakao, serta kebutuhan pemasaran yang bisa dicapai di masa depan.
Sementara Bupati Indah Putri Indriani dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang mendukung program SFITAL.
Mengingat keberadaan mereka yang terus merangkul para petani binaan dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusianya, baik petani laki-laki maupun perempuan, itu sangat dibutuhkan.
“Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara memiliki program unggulan BISA Bersaing, yakni peningkatan daya saing daerah, yang meliputi: pengembangan padi sawah berkelanjutan, sagu abadi, kakao lestari dan kopi berkualitas,” kata Indah Putri Indriani.
Menurut dia, kakao adalah bagian integral yang tak terpisahkan dari penghidupan masyarakat di Kabupaten Luwu Utara.
“Tanpa inovasi yang membantu kapasitas petani, terutama dalam konteks peningkatan produktivitas, pengelolaan lahan yang lebih baik serta pendanaan organisasi petani, itu akan sulit menjamin keberlanjutan sektor kakao,” jelas Indah.
Bupati Luwu Utara dua periode ini juga mengajak seluruh stakeholder, dan pihak terkait lainnya untuk berkomitmen mengimplementasikan apa yang telah disusun dalam Peta Jalan Kakao Lestari.
“Saya mengajak kepada semua pihak terkait untuk bersepakat dan berkomitmen mengimplementasikan apa yang telah disusun dalam Peta Jalan Kakao Lestari, peta platform pembangunan dan pengembangan kakao lestari,” ajak Indah.
Sementara Peneliti ICRAF Indonesia, Betha Lusiana, yang juga Koordinator Proyek SFITAL mengatakan kunjungan IFAD ke Luwu Utara tersebut sekaligus melihat sejauhmana implementasi yang dilakukan di lapangan, khususnya program Kebun Belajar Agroforestri Kakao dan Kebun Pembibitan Kakao, serta mendengar hasil pembelajaran dari beberapa stakeholder yang tergabung dalam kelompok kerja (pokja) dan beberapa kelompok tani binaan.
“Semoga langkah ini dapat mentransformasi praktik kakao yang dapat menjawab kebutuhan di masa depan. Peta jalan yang disusun sampai 2045, tidak berhenti di saat Program SFITAL berakhir, tetapi transformasi praktik kakao membutuhkan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan, tak hanya pemerintah, tetapi juga di tingkat petani, industri, universitas, media maupun lembaga lainnya,” jelas Betha. (*)
Tinggalkan Balasan