HA Muh Bintang Aras Dikukuhkan Jadi Mincara Burau, Ini Harapan Pemkab Luwu Timur
LINISULSEL.COM, LUWU TIMUR – H. A. Muh. Bintang Aras Opu To Rompeangi resmi menyandang status sebagai Mincara Burau usai pengambilan sumpah janji yang dipandu Jemma Tongeng di hadapan To PapoataE Datu Luwu XL, H. Andi Maradang Mackualuu Opu To Bau untuk menjalankan amanah Datu Luwu di wilayah Burau, Sabtu (28/05/2022) di Dusun Bambalu, Desa Lumbewe, Kecamatan Burau.
Pada kesempatan ini, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lutim, Aini Endis Anrika hadir mewakili Bupati Luwu Timur.
Dalam sambutan Bupati Luwu Timur, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Aini Endis Anrika mengaku bangga bisa menyaksikan sebuah sejarah pengukuhan kembali Mincara Burau, yang merupakan keluarga batih/keluarga terdekat Yang Mulia Datu Luwu.
Yang mana, memiliki tugas sebagai perpanjangan dan penyambung titah Datu Luwu dalam menjaga, merajut, merawat hubungan kekerabatan dengan wilayah Bate-Bate Lalempare atau bekas-bekas pusat pemerintahan Kedatuan Luwu.
“Semoga Mincara Burau yang baru saja dikukuhkan, Saudara H. Andi Muhammad Bintang Aras Opu To Rompeangi, S.An, mampu menjalankan amanah dan bekerja dengan penuh tanggung jawab serta menjadi contoh suri tauladan bagi masyarakat tentang adat dan budaya Luwu khususnya di Burau,” kata Aini Endis Anrika.
Selaku pemerintah daerah, lanjutnya, menyambut baik pengukuhan ini dengan harapan bahwa Mincara Burau ini bukan saja sebagai penghubung dengan Datu Luwu, tetapi juga dapat menjadi mitra pemerintah daerah dalam menjalankan roda pemerintahan, pembangunan dan kegiatan kemasyarakatan.
“Karena tanpa kerjasama semua pihak termasuk organisasi kemasyarakatan maka kegiatan penyelenggaran pemerintahan, pembangunan dan kegiatan kemasyarakatan akan mengalami kendala,” imbuhnya.
Masih kata Asisten Pemerintahan, masyarakat Luwu Timur sangat plural. Keberagaman agama, suku, etnis, daerah asal, serta bahasa dan budaya lokal menjadikan Bumi Batara Guru ini memiliki potensi yang luar biasa sehingga terkadang disebut Indonesia mini.
“Untuk itu, kami harus bisa menciptakan sebuah kondusifitas kondisi apalagi dengan keberadaan aset Nasional Negara Republik Indonesia di tengah kemajemukan yang ada,” katanya.
Menurutnya, sangat penting untuk menjaga kebersamaan, saling menghormati serta saling menghargai perbedaan masing-masing.
“Karena perbedaan yang ada bisa menjadi konflik jika kita tidak arif dan bijaksana dalam memandang perbedaan. Apalagi, visi kabupaten Luwu Timur yang berkelanjutan dan lebih maju berlandas nilai agama dan budaya,” ungkapnya.
“Meski demikian, pengukuhan Mincara hari ini dapat kita jadikan momentum untuk menumbuhkan ilmu pengetahuan yang berbasis peradaban Indonesia sebagaimana yang senantiasa digaungkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo khususnya ilmu pengetahuan tentang kearifan masa lalu karya nenek moyang kita baik yang tertulis dalam literature yang sudah ada ataupun yang belum tertulis,” jelas Aini Endis Anrika.
Sebelum menutup sambutannya, mantan Kepala Dinas Nakertrans ini kembali mengucapkan selamat atas pengukuhan Mincara Burau.
“Semoga silaturahmi hari ini bisa menghasilkan sesuatu yang membawa kebaikan kepada kita semua di Bumi Batara Guru dan di Tana Luwu yang kita cintai juga bagi masyarakat, bangsa dan negara kita,” tandas Endis.
Pengukuhan Mincara Burau ini juga turut dihadiri Dewan Adat 12 Kedatuan Luwu, Ketua DPRD Luwu Timur, Aripin, perwakilan kejaksaan, perwakilan Polres Lutim, Mincara Malili, Andi Rum Nyiwi To Pamadeng.
Perwakilan Dandim, kepala OPD lingkup Pemkab Lutim, Komandan Batalyon (Danyon) D Pelopor, Kompol Muhammad Agus, para Kepala Desa, seluruh Tokoh Adat, Pimpinan Lembaga Adat dan segenap penerus dan pewaris Kedatuan Luwu. (*)
Tinggalkan Balasan