Hari Radio, Sultan Rakib: Radio Media Mainstream yang Terverifikasi dan Terfilter Bebas Hoax
LINISULSEL.COM, MAKASSAR – Media mainstream radio saat ini menjadi media yang megap megap karena gempuran transformasi digital.
Secara drastis masyarakat beralih dari mendengarkan radio ke media handphone atau gadget.
Masyarakat hanya mendengarkan radio saat berada dalam kendaraan roda empat.
Atas dasar inilah, insan radio menggelar diskusi “Tune in and get loud” dalam rangka hari radio dengan tema : “tantangan radio dalam era digital”.
Acara ini diselenggarakan di Rooftop Mal Nipah Makassar, Sabtu (28/9/2024).
Tampil sebagai narasumber; Ketua KPID Sulsel Irwan Ade Saputra, Plh Kadis Kominfo SP Sulsel Sultan Rakib, Andi Mangara, Nara B Baskara, dan Muh Amiruddin.
Dalam program acara diskusi tersebut yang disiarkan langsung di seluruh radio swasta dan pemerintah di Sulsel bersepakat bahwa radio harus bertransformasi sejalan dengan transformasi digital saat ini.
Sultan dari Diskominfo mengatakan, beda sekarang dengan dulu. Level tertinggi penikmat radio era babyboomer adalah duduk di sampingnya ada radio ada kopi dan mereka menjadikan radio sebagai teman.
Generasi X level tertingginya sebagai penikmat radio adalah rela antre di telpon umum untuk engagement berkomentar talk show atau pesan lagu.
“Sekarang generasi Z, level tertingginya sebagai pendengar radio, saat mereka berada di dalam kendaraan mobil, yang mereka sebut bahwa : oh berita kemarin itu hoax. Artinya apa, gen z banyak terpapar berita hoax di luar, pas dengar radio di mobil mereka sadar bahwa oh lain yang mereka baca dan libat lain mereka dengar. Karena radio. Adalah media mainstream yang terverifikasi dan terfilter bebas hoax,” ujar Sultan.
Sementara itu, ketua KPID Sulsel Irwan Ade mengatakan bahwa jika Radio mau eksis harus adaptif dengan perkembangan zaman.
“Harus digital juga sehingga dimanapun kapan pun kita bisa dengar radio,” ujar Irwan.
Andi Mangara sebagai narasumber dan praktisi radio mengatakan bahwa radio tidak akan mati.
“Kita berprinsip dengan lagu dave coz, nothing but radio on,” ujar Andi Mangara. (*)