Hj Sufriaty Minta Tiap Kecamatan di Lutim Punya Satu Contoh PAUD Holistik Integrasi

Bunda PAUD Lutim, Hj. Sufriaty Budiman didampingi Ketua Bidang IV TP PKK Lutim, Hj. Masrah Bahri Suli menyambangi TK Tunas Mekar Desa Balirejo dan UP2K Desa Wanasari, Kecamatan Angkona, Selasa (22/11/2022).

LINISULSEL.COM, LUWU TIMUR – Bunda PAUD Kabupaten Luwu Timur, Hj. Sufriaty Budiman didampingi Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Lutim sekaligus Ketua Bidang IV TP PKK Lutim, Hj. Masrah Bahri Suli menyambangi TK Tunas Mekar Desa Balirejo dan UP2K Desa Wanasari, Kecamatan Angkona, Selasa (22/11/2022).

Kunjungan Bunda PAUD beserta Tim Penilai dalam rangka penilaian lomba Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Terintegrasi dan Lomba Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) yang diselenggarakan oleh TP PKK Lutim.

Turut mendampingi, Staf Ahli Hukum Lutim, Hj. Haslinda Dohri, Haeril Al-Fajri, Camat Angkona, I Ketut Riawan Budiarta beserta Ketua TP PKK Kecamatan Angkona, Kepala Desa Balirejo beserta Ketua TP PKK Desa Balirejo, Kepala Desa Wanasari beserta Ketua TP PKK Desa Wanasari, dan TP PKK Lutim.

Bunda PAUD Lutim, Hj. Sufriaty mengatakan, kedepan setiap kecamatan memiliki satu PAUD Holistik Integrasi (HI) yang menjadi salah satu sekolah percontohan.

“Kegiatan ini sebagai bahan evaluasi dan kita tahu bahwa sebenarnya yang dikatakan PAUD itu bukan hanya TK atau pembelajaran yang ada didalamnya, tapi didalam PAUD HI ini ada play group dan penitipan anak. Itu sebenarnya yang dikatakan PAUD HI,” kata Sufriaty.

Lebih lanjut Sufriaty mengatakan, ada lima layanan yang harus dilaksanakan oleh PAUD HI diantaranya layanan pendidikan, layanan keamanan, kesehatan dan lain sebagainya.

“Inilah yang menjadi harapan di dalam PAUD Holistik Integrasi, dan sedini mungkin anak-anak diajarkan tentang waspada pelecehan seksual yang tidak mamandang usia, sehingga anak-anak tahu mana anggota tubuh yang bisa disentuh dan tidak,” jelas Bunda Paud Lutim.

Terakhir, Bunda PAUD Lutim berharap, anak-anak bisa melakukan pendidikan non formal di sang hari, tetapi tidak harus berada di dalam sekolah.

 

“Insya allah dengan melakukan pembelajaran seperti ini, mudah-mudahan kita bisa mendapatkan generasi penerus yang bisa mengantikan kita semua. Karena pondasi yang paling utama ada di PAUD,” harap Sufriaty.

Sebagai informasi, usaha UP2K tersebut dikelola langsung ibu Nuning di Desa Wanasari dengan produk olahan keripik berbahan dasar labu, jagung dan ubi/singkong. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup