Indah Putri Buka Sosialisasi Sekolah Siaga Bencana, Diikuti Ratusan Guru dan Kepala Sekolah
LINUSULSEL.COM, LUWU UTARA – Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani membuka Sosialisasi Sekolah Siaga Bencana yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa (26/12/2023) di Aula La Galigo.
Sosialisasi tersebut dilaksanakan sebagai upaya Pemda dalam mendorong Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBK).
“Bencana adalah suatu keniscayaan jadi kalau terjadi harus dihadapi. Untuk itu pemerintah mendorong mitigasi yang basisnya adalah komunitas dan sekolah menjadi salah satu komunitas yang cukup banyak terdampak saat bencana,” kata Indah.
“Sekolah masih sangat dipercaya oleh orang tua untuk menitipkan anak-anaknya, oleh karena itu menjadi tanggung jawab kita semua, dari pemerintah hingga pengelola sekolah untuk memastikan sekolah itu aman melalui penguatan kelembagaan,” terang bupati perempuan pertama di Sulsel ini.
Lebih lanjut, Indah Putri yang merupakan mahasiswa Pascasarjana Manajemen Bencana Universitas Hasanuddin ini berharap, sekolah atau satuan pendidikan dapat melaksanakan simulasi bencana tiap satu minggu sekali.
“Laksanakan simulasi seminggu sekali yang melibatkan seluruh warga di sekolah, sehingga peserta didik dan tenaga pendidik terlatih ketika terjadi bencana dan menjadi kebiasaan. Ke depan saya minta juga kepada satuan pendidikan agar memasukkan Mitigasi Bencana sebagai mata pelajaran Muatan Lokal,” pinta Indah Putri yang sekaligus menjadi pemateri pada sosialisasi tersebut.
Pada sosialisasi yang diikuti ratusan guru dan kepala sekolah tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, Indah menegaskan bahwa penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 5.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Luwu Utara, Misbah melaporkan bahwa tujuan dilaksanakannya sosialisasi tersebut meningkatkan kemampuan SDM, meningkatkan sarana prasarana satuan pendidikan, memberikan
perlindungan bagi siswa dan tenaga pendidik, dan memberikan layanan pendidikan sesuai karakteristik risiko bencana. (*)
Tinggalkan Balasan