Inflasi Kota Parepare Capai 2,22 Persen, Pj Walikota: Masih Dalam Batas Wajar

Penjabat (PJ) Walikota Parepare, Akbar Ali

LINISULSEL.COM, PAREPARE – Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis data inflasi Kota Parepare yang mencapai angka 2,22 persen.

Menanggapi hal tersebut, Penjabat (PJ) Walikota Parepare, Akbar Ali menegaskan bahwa angka tersebut masih dalam batas wajar dan proporsional.

“Angka 2,22 persen ini sudah sangat bagus untuk ukuran Kota Parepare,” tegas Akbar Ali, Jumat (6/9/2024).

Akbar Ali menjelaskan bahwa inflasi memiliki rentang yang dapat ditolerir, yaitu antara 1,5 hingga 3,5 persen, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 101/PMK 010/2021 tanggal 28 Juli 2021.

Akbar Ali menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekonomi.

“Kita harus berada di tengah-tengah. Jangan lebih tinggi dari 3,5 dan jangan lebih rendah dari 1,5,” jelas Akbar Ali.

Lebih lanjut, Akbar Ali memperingatkan bahwa inflasi yang terlalu rendah dapat menyebabkan deflasi, yang berpotensi merugikan petani dan mendorong perilaku konsumtif masyarakat.

Pejabat Kemendagri ini juga mengungkap bahwa Parepare, sebagai kota kecil, memiliki keterbatasan sumber daya alam.

“Parepare tidak memiliki natura yang begitu banyak hasil produksi pertanian dan sebagainya. Dengan kondisi seperti ini, inflasi 2,22 persen sudah sangat proporsional,” ungkap Akbar Ali.

Untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah kota telah mengambil langkah-langkah strategis. Salah satunya adalah dengan memediasi distribusi bahan pokok dari daerah tetangga, seperti bawang dari Enrekang, ke Parepare.

“Kami membantu pembiayaan distribusi dan menyalurkannya melalui Kios Pengendali Inflasi (KoPI) sebelum dijual ke pedagang,” jelas Akbar Ali.

Menariknya, Parepare tidak hanya melayani kebutuhan warganya sendiri.

Akbar Ali menambahkan bahwa banyak pembeli dari daerah tetangga yang datang berbelanja ke Parepare, menunjukkan daya tarik ekonomi kota ini.

“Dengan pengelolaan yang bijak dan strategi yang tepat, Parepare berhasil menjaga tingkat inflasi yang sehat,” tambahnya.

Angka 2,22 persen ini menjadi bukti keberhasilan pemerintah kota dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga, meskipun menghadapi tantangan sebagai kota kecil dengan sumber daya terbatas. (*)

Tutup