Kepala Sekolah, Guru dan Siswa di Lutim Diberi Edukasi Penanganan Bencana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur (Lutim) menggelar kegiatan Sosialisasi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana, 25 Senin Agustus 2025

LINISULSEL.COM, LUWU TIMUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur (Lutim) menggelar kegiatan sosialisasi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana, dengan melibatkan 250 peserta sebagai upaya membangun budaya siaga dan aman menuju terwujudnya sekolah tangguh bencana.

Kegiatan dibuka Staf Ahli Pembangunan, Rapiuddin Tahir yang berlangsung di Aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lutim, Rapiuddin Tahir, Senin 25 Agustus 2025.

Peserta terdiri dari kepala sekolah, guru, dan siswa tingkat SMP serta SMA di Kecamatan Malili.

Dalam sambutannya, Rapiuddin menyampaikan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan peserta tentang langkah-langkah menghadapi bencana sehingga dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan.

“Bencana merupakan suatu kejadian yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi, sehingga kita harus mempersiapkan diri untuk melakukan antisipasi,” ujar Rapiuddin.

Lebih lanjut, Rapiuddin berharap kepala sekolah, guru, serta siswa yang mengikuti sosialisasi dapat menyebarkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh kepada keluarga maupun lingkungan sekitar.

Selain itu, kegiatan ini juga menekankan pentingnya penerapan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019. Program SPAB bertujuan untuk:

* Meningkatkan kemampuan sumber daya di satuan pendidikan dalam mengurangi risiko bencana.

* Memberikan perlindungan dan keselamatan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.

* Memastikan keberlangsungan layanan pendidikan di wilayah terdampak bencana.

* Menyediakan layanan pendidikan sesuai dengan karakteristik risiko bencana.

* Memulihkan dampak bencana di satuan pendidikan.

Ia juga menegaskan bahwa, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab semua pihak dengan kolaborasi pentaheliks, melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, media/pers, serta masyarakat.

“Jadi setiap orang ikut bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana demi keamanan dan keselamatan dirinya, keluarganya, maupun lingkungannya. Dimana kesiapsiagaan adalah faktor utama dalam menghadapi bencana,” tambah Rapiuddin.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber dari BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, Muh. Doddy dan Lilisari Ramadhani.

Melalui kegiatan ini, BPBD Lutim berharap dapat meningkatkan pemahaman tenaga pendidik, guru, dan siswa mengenai pentingnya kesiapsiagaan bencana, sekaligus membangun budaya sadar bencana di lingkungan pendidikan agar lebih aman dan tanggap terhadap ancaman bencana. (*)

Tutup