Lantik Puluhan Pejabat, Indah Putri Minta Jaga Soliditas

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani secara resmi mengambil sumpah dan melantik 2 pejabat pimpinan tinggi pratama, 38 pejabat pengawas, dan 28 pejabat administrator, Kamis (4/1/2024).

LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani secara resmi mengambil sumpah dan melantik 2 pejabat pimpinan tinggi pratama, 38 pejabat pengawas, dan 28 pejabat administrator, Kamis (4/1/2024).

Dari pejabat yang dilantik, A Fatur resmi menjabat Lurah Baliase, Mustika sebagai Lurah Bone-bone, Ahmadi sebagai Lurah Bone, dan Camat Sabbang Selatan resmi dijabat Sainuddin yang sebelumnya menjabat Kepala Bidang Sarpras di Dinas Perhubungan.

Sementara dua pejabat pimpinan tinggi pratama, H. Aspar dikukuhkan sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah, dan Baharuddin Nurdin sebagai Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah.

“Selamat kepada teman-teman baik yang dilantik maupun yang di kukuhkan karena adanya perubahan nomenklatur; yang keduanya harus diambil sumpahnya,” ucap Indah.

“Ada sebuah nasehat bahwa ketika kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan, itu adalah petunjuk Tuhan, dan ketika kamu tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan, itu adalah perlindungan Tuhan. Saya yakini ini pasti ada benarnya, agar kita selalu bersyukur termasuk pada peristiwa hari ini,” terang Isteri dari Anggota DPR RI, Muhammad Fauzi ini saat menyampaikan arahan.

Promosi dan mutasi, lanjut Indah, bukan segalanya dan bukan akhir dari perjalanan karir.

“Jabatan itu bukan hak, tapi kepercayaan/ amanah yang dititipkan. Intinya tetap bekerja dan berkinerja dengan baik. Baik atau buruknya ini negeri kita, untuk itu jangan pernah meludah di tempat kita makan,” tegas Indah Putri.

Kepada semua yang dilantik, Indah berpesan agar menjaga soliditas, dengan membangun komunikasi kultural dan struktural.

“Bicara komunikasi struktural itu jelas, bagaimana cara berkomunikasi pimpinan kepada bawahan begitu juga sebaliknya. Saya minta ini dijaga dengan baik. Soal komunikasi kultural, kita tinggal di tanah yang saling memuliakan satu sama lain, untuk itu wujudkan komunikasi yang humanis dan harmonis, berkarakter, beretika, sipakatau, saling menghargai, saling menguatkan dan saling memahami posisi masing-masing sehingga kita dapat mewujudkan suasana kerja yang kondusif dan produktif,” pintanya.

“Belajar dari filosofi sepatu, maka kita harus tahu memposisikan diri. Sepatu kanan di kanan, sepatu kiri tetap di kiri, jangan sebaliknya dan jangan memakai sepatu orang lain. Saya titip amanah ini, selamat bekerja,” pesan bupati perempuan pertama di Sulsel ini. (*)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup