Milad Satu Dekade, Komunitas APACE Soppeng Gelar Seminar Nasional

Komunitas Penggiat Alam Arung Palakka Camping Expedition (APACE) Soppeng menghadirkan Seminar Nasional bertajuk 'Etika Lingkungan dalam Perspektif Dunia Modern' yang di gelar Aula Rumah Jabatan Bupati Soppeng, Kamis (26/10/2023).

LINISULSEL.COM, SOPPENG – Komunitas Penggiat Alam Arung Palakka Camping Expedition (APACE) Soppeng menghadirkan Seminar Nasional di miladnya yang genap satu dekade sebagai salah satu rangkaian kegiatan perayaan.

Seminar Nasional bertajuk ‘Etika Lingkungan dalam Perspektif Dunia Modern’ ini di gelar Aula Rumah Jabatan Bupati Soppeng, Kamis (26/10/2023).

Ketua Panita Milad Satu Dekade APACE Soppeng, Khafid Miswad, menuturkan kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yaitu Kepala Dinas Kabupaten Soppeng dan Penerima Kalpataru Sulawesi Selatan.

Adapun harapan yang disampaikan oleh pembina KPA APACE Soppeng dalam hal ini, Yudassirun, S.sos., M.Si bahwa

“Dengan terselenggaranya kegiatan seminar ini kami harapkan teman-teman KPA APACE SOPPENG dan seluruh lapisan masyarakat serta pemerintah Kabupaten Soppeng untuk bersinergi dalam satu semangat pelestarian lingkungan demi anak cucu kita kelak,” harap Yudassirun.

Lebih lanjut, melalui dua narasumber ini, jelas Khafid, puluhan peserta yang hadir bisa memahami dan memperhatikan perilakunya ketika berhadapan dengan alam.

Kata dia, penting memahami, menghargai dan menghormati setiap kehidupan spesies di lingkungan ekologis dalam setiap aktivitas komunitas pencinta alam.

“Tujuan kegiatan kami adalah bagaimana kita kita bisa menrefleksi kembali terkait esensi dari sebuah lembaga atau organisasi tentang bagaimana sebenarnya etika lingkungan itu menjadi sebuah identitas gerakan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Alumni Mahasiswa Jurusan Hukum ini berharap lewat edukasi ini, komunitas ataupun organisasi penggiat alam selanjutnya bisa mengimplementasikan hasil refleksi dari seminar di lingkungan.

“Harapan kami selaku penyelenggara kegiatan adalah supaya semua lembaga atau organisasi terkhusus yang bergerak di penggiat alam, bisa betul-betul memahami dan mengaplikasikan esensi daripada penggiat alam,” harapnya.

Sehingga, kata Khafid, para komunitas pencinta alam yang kemudian bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam aktivitasnya, bisa menjadi katalisator terbentuknya etika baik Masyarakat terhadap lingkungan.

“Jadi nantinya semua lembaga atau organisasi itu bisa membuat kegiatan yang bisa mendistraksi masyarakat dari hal hal negatif terkait etika lingkungan dalam perkembangan dunia modern,” harapnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup