Pembangunan 2 Sabo Dam di Sungai Radda, Indah Putri Minta Dukungan Warga

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menemui Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Djaya Soekarno, beberapa waktu lalu.

INISULSEL.COM, LUWU UTARA – Dua Sabo Dam tahun ini dibangun di Sungai Radda pasca banjir bandang 2020 lalu.

Pembangunan tersebut ditarget pemerintah rampung akhir Desember 2023.

“Kami dapat laporan dari pihak balai terkait masalah sosial yang dihadapi. Pembangunan sabo butuh dukungan dari warga. Jadi kami berharap masalah sosial dapat diselesaikan secepat mungkin sehingga pembangunan yang ditarget Desember dapat terpenuhi. Mengingat sumber pembiayaan dari SBSN dan itu biasanya sangat ketat,” kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani usai menemui Keala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Djaya Soekarno, beberapa waktu lalu.

Setelah pembangunan sabo dam rampung, juga diusul dilakukan kegiatan normalisasi.

“Oleh karena itu saya mohon dukungan dari warga khususnya Desa Meli, karena dua titik sabo dam itu semuanya ada di Desa Meli. Nanti dari situ akan lanjut dengan kegiatan normalisasi. Jadi cepat tidaknya progres pelaksanaan juga sangat bergantung pada dukungan warga setempat. Untuk itu pemerintah desa dan pemerintah kecamatan kita harapkan juga turut mengambil bagian,” pinta isteri dari Anggota Komisi V DPR RI, Muhammad Fauzi ini.

Sementara itu terkait progres penanganan Sungai Masamba, di Polewali juga sudah ada penanganan 15 km dan rencananya akan lanjut normalisasi di tahun depan.

“Bersama Balai juga kita rencana uji coba pengaliran air di 3000 hektare di bulan Juli dari daerah irigasi Bendung Baliase. Ini juga mohon dukungan dari warga dan dalam waktu dekat kami juga akan berkoordinasi dengan Pemprov terkait dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menyertai pelaksanaan kegiatan yang direncanakan akan berlangsung awal Juli 2023,” jelas bupati yang karib disapa IDP ini.

Sebagai informasi, sabo dam merupakan suatu sistem pengendalian bencana alam aliran yang membawa endapan (sedimen), seperti banjir bandang, aliran material vulkanik (tefra dan lahar), dan pergerakan tanah, yang didirikan pada jalur aliran di pegunungan.

Bencana alam aliran bersifat sangat merusak karena membawa endapan yang membuat momen dan massa alirannya menjadi lebih besar daripada hanya air saja.

Bendung sabo, walaupun memiliki kemiripan bentuk dengan bendung pengatur air, lebih ditujukan bagi penghentian laju endapan sehingga bagian hilir tidak banyak terdampak oleh potensi bencana. Sabo mengurangi kecepatan aliran dan mengendapkan sedimen bawaan. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup