Pemkab Lutim Butuh 25 Unit Dapur Makanan Bergizi Gratis
LINISULSEL.COM, LUWU TIMUR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur (Lutim) menggelar pertemuan pembahasan progres pembangunan dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di kantor Bapperida Lutim, Rabu 27 Agustus 2025.
Pertemuan ini menunjukkan komitmen Pemkab Lutim dalam mendukung program pangan bergizi melalui pembangunan Dapur MBG.
Rapat yang dibuka Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Masdin ini membahas lebih lanjut terkait lokasi calon dapur MBG di 11 kecamatan bersama perangkat daerah terkait, SPPG (Satuan Pendidikan Penyedia Gizi), dan para camat dengan mempertimbangkan kriteria umum maupun teknis lahan yang tersedia.
Dalam sambutannya, Masdin menegaskan bahwa, pelaksanaan program MBG harus benar-benar terkontrol.
“MBG ini harus disalurkan dengan baik. Jika ada kesalahan atau kelalaian, segera dilaporkan. Pertemuan seperti ini juga penting dilakukan secara berkesinambungan agar kita dapat mengetahui perkembangan di lapangan,” tegas Masdin.
Sementara, Kepala Bapperida Lutim, Dohri Ashari menambahkan, pihaknya bersama Satgas MBG akan terus melakukan rapat koordinasi secara berkala untuk memantau perkembangan pembangunan.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan masyarakat, khususnya dalam pemenuhan bahan makanan lokal.
“Kami berharap camat dapat menggerakkan masyarakatnya agar kebutuhan MBG bisa dipenuhi dari hasil produksi daerah, bukan dari luar. Karena itu, mohon diinformasikan apa yang dibutuhkan supaya terjalin kerja sama yang baik,” jelas Dohri.
Menurut Dohri, dari hasil pemetaan awal, jumlah dapur MBG yang direncanakan berkisar 18–22 unit.
Namun, karena terdapat wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh dapur, estimasi kebutuhan meningkat menjadi 25–26 unit.
“Saat ini, sudah ada dua dapur MBG yang beroperasi, masing-masing di Kecamatan Towuti dan Malili, serta melayani sekitar 19 sekolah dengan total siswa 2.500–3.000 orang,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan, progres pembangunan saat ini menunjukkan sudah ada 7 dapur MBG yang dalam tahap perkembangan, sementara 14 lainnya masih harus dipersiapkan baik melalui dukungan mandiri maupun melalui usulan tambahan.
“Untuk itu, kami berharap hari ini bisa diperoleh informasi lebih detail terkait pengusulan calon lokasi dapur MBG, sehingga seluruh kecamatan memiliki alokasi yang merata sesuai kebutuhan,” tambahnya.
Dalam diskusi tersebut, disampaikan bahwa harus ada manfaat langsung dari keberadaan dapur MBG. Selain dari kesehatan anak-anak, dapur MBG juga berpotensi mendorong peluang ekonomi khususnya dalam pemenuhan bahan makanan.
Sebelum menutup pertemuan, Dohri menekankan kepada Kepala sekolah untuk turut aktif mengawasi kondisi fisik makanan sebelum dikonsumsi anak-anak, serta memberikan arahan kepada guru maupun koordinasi dengan camat terkait pengawasan.
Kemudian dari aspek kesehatan, dinas terkait diminta melakukan pemantauan secara berkala terhadap lingkungan dan kualitas makanan. (*)

