Penyuluh dan Pembudidaya Ikan di Lutim Ikut Sosialisasi Probiotik dan Pengendalian Hama Ikan

Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Luwu Timur menggelar Sosialisasi Probiotik dan Pengendalian bagi Penyuluh Perikanan, yang berlangsung di Aula Dinas Perikanan, Selasa, 06 Desember 2022.

LINISULSEL.COM, LUWU TIMUR – Dalam rangka memberikan pemahaman tentang cara mengendalikan hama dan penyakit ikan pada ikan yang dibudidayakannya, maka Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Luwu Timur menggelar Sosialisasi Probiotik dan Pengendalian bagi Penyuluh Perikanan, yang berlangsung di Aula Dinas Perikanan, Selasa, 06 Desember 2022.

Sosialisasi Probiotik dan Pengendalian Hama/Penyakit Ikan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perikanan Kab. Luwu Timur, Alimuddin Nasir.

Dalam sambutannya, Kadis Perikanan mengatakan bahwa, hama dan penyakit ikan sering dialami para pembudidaya ikan. Namun banyak para pembudidaya yang masih belum paham apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya.

“Untuk itu, para pembudidaya perlu memahami bagaimana cara mengendalikan hama dan penyakit ikan pada ikan yang dibudidayakannya karena bagaimanapun upaya pencegahan lebih baik daripada mengobati,”  jelas Alimuddin Nasir.

Ia juga berharap agar peserta dapat serius mengikuti dan bertanya ke pemateri jika ada hal-hal teknis yang kurang dipahami.

Sementara Aswar, S.Pi , selaku narasumber dari Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar, menyampaikan empat Materi yaitu ; Manajemen Kesehatan Ikan, Penerapan cara budidaya ikan yang baik diantaranya yaitu: Monitoring, Kontrol & Survailen Kondisi Alam sangat dinamis (harian, bulanan, musiman, tahunan).

Kemudian kualitas lingkungan cenderung menurun. Tingkat keberhasilan tergantung dari jenis dan jumlah parameter (lengkap, dalam), waktu (sering dan periodik) dan ketajaman analisis.

Selanjutnya Penanganan Sampel AHPND Benur, langsung dimasukkan ke dalam tabung yang berisi Larutan fisiologis (0,85 % NaCl) yang steril, digerus hingga hancur, kemudian larutan dipindahkan ke tabung yang berisi media enrichment (TSB + 2% NaCl) sebanyak 1:2, Inkubasi 18-48 jam di suhu ruang, sampel bisa difiksasi dengan ethanol 70% dengan rasio 1:1 Probiotik.

Aswar menjelaskan bahwa, penggunaan probiotik pada budidaya ikan dan udang efektif untuk menekan tumbuhnya bakteri patogen dan meningkatkan produktivitas tambak.

Sedangkan pada praktek pembuatan probiotik, dan bioflok dibawakan oleh Penyuluh Perikanan Wahyudi Supratman, S.Pi didampingi Kabid. Perikanan Budidaya, Muh. Syahri., S.Pi., M.Si, beserta penyuluh lainnya.

Menurut Wahyudi Supratman, tujuan utama dari teknologi bioflok adalah memanfaatkan limbah nitrogen anorganik dalam kolam budidaya menjadi nitrogen anorganik yang tidak bersifat toksik.

“Sistem bioflok menekankan pada penumbuhan bakteri pada kolam untuk menggantikan komunitas autotrofik yang didominasi oleh fitoplankton,” tandas Wahyudi Supratman.

Kegiatan sosialisasi diikuti oleh Penyuluh Perikanan Kab. Luwu Timur serta 30 peserta dari kelompok pembudidaya ikan. (*)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup