Perhiptani Lutra Tanam 2.050 Bibit Pohon di Bantaran Sungai Masamba dan Radda

Ketua Panitia HUT Ke-36 Perhiptani, Asdar

LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Sebanyak 2.050 bibit pohon akan ditanam di bantaran Sungai Masamba dan Sungai Radda.

Penanaman perdana bibit pohon ini adalah rangkaian kegiatan perayaan HUT Ke-36 Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) yang jatuh pada 6 Juli yang lalu.

Ketua Panitia HUT Ke-36 Perhiptani, Asdar, menyebutkan, 2.050 bibit pohon adalah sumbangsih penyuluh pertanian di 15 kecamatan.

“Untuk bibit pohon itu sumbangan 15 BPP. Mereka menyumbang 100 bibit/BPP,” sebut Asdar. Minggu (16/7/2023) di Bukit Tirosoe, Baebunta.
Sementara sisanya, kata dia, adalah sumbangan dari KPH Rongkong sebanyak 400 bibit pohon kayu.

“Jadi, total semuanya adalah 2.050 pohon. Insya Allah, besok ibu Bupati akan memimpin jalannya penanaman bibit pohon di bantaran sungai Masamba usai upacara,” ungkap Asdar.

Asdar mengatakan, tujuan kegiatan penanaman bibit pohon ini adalah dalam rangka menjaga ekosistem alam, termasuk menjaga kekuatan bantaran sungai agar tidak mudah mengalami longsor.

“Doakan, semoga besok kegiatan kami ini berjalan dengan lancar,” ucap Asdar.

Sementara Ketua DPD Perhiptani Luwu Utara, Made Sudana, mengatakan bahwa selain sebagai rangkaian HUT Ke-36 Perhiptani, penanaman pohon di bantaran sungai Masamba ini juga sebagai wujud kontribusi penyuluh dalam mendukung smart city di Kabupaten Luwu Utara.

“Kita tahu bahwa Luwu Utara terpilih sebagai salah satu daerah yang mengimplementasikan Gerakan Smart City di Indonesia, dan salah satu wilayah penerapan dari smart city ini adalah Kota Masamba, dengan sungai Masamba sebagai salah satu lokus utamanya,” kata Made.

Tak kalah pentingnya Made menyampaikan bahwa perayaan HUT KE-36 Perhitani tahun ini merupakan perayaan pertama kali dilakukan.

“Ini (perayaan HUT Perhitani) adalah yang pertama, dan kemungkinan juga baru Perhiptani Luwu Utara yang melakukannya,” ungkapnya.

Sekadar diketahui, perayaan HUT Perhiptani akan dilaksanakan selama dua hari, 17 – 18 Juli, dengan puncak perayaan 18 Juli di Bukit Tirosoe, Baebunta. Panitia juga menggelar beberapa kegiatan, termasuk pemberian penghargaan PERHIPTANI AWARD berbagai kategori. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup