Polisi Kantongi CCTV dan Hasil Visum Dugaan Pemerkosaan Mahasiswa Palopo, Ini Hasilnya
LINISULSEL.COM,PALOPO – Kasat Reskrim Polres Palopo AKP Andi Aris Abu Bakar angkat bicara terkait adanya dugaan kasus pemerkosaan mahasiswa di Kota Palopo,Sulawesi Selatan.
Mantan Panit 1 Ditresnarkoba Polda Sulsel ini menjelaskan,pihaknya telah melakukan beberapa langkah penyelidikan dengan mengambil CCTV di tempat kejadian dan mengambil hasil visum dari dokter.
“Hasil visum sama sekali tidak ada tanda-tanda kekerasan. Tidak ada luka dikemaluan korban maupun luka lain ditubuh korban,” jelasnya, Kamis (3/11/2021).
Mantan Kasat Narkoba Polres Pelabuhan Makassar ini juga mengatakan, dari hasil pemeriksaan CCTV korban dan pelaku masuk secara bersamaan. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari hasil rekaman video kamere cctv tersebut.
“Begitupun CCTV sudah kami lihat. Tidak ada tanda-tanda mencurigan. Mereka masuk bersama-sama,” imbuhnya.
Meski jalur yang ditempuh oleh korban baru sebatas pengaduan, pihak Polres Palopo akan segera melakukan gelar perkara untuk mengungkap fakta pada kasus ini.
“Jadi memang baru sebatas pengaduan belum laporan resmi.Sekarang terduga pelaku masih status wajib lapor. Bukan dibebaskan,” jelas perwira kelahiran Soppeng ini.
Dalam menangani kasus ini, Polres Palopo akan mengacu pada hasil proses gelarperkara serta hasil visum dari ahli, dalam hal ini pihak dokter.
“Kita akan tetap penuhi semua prosedur hukum. Kita jalankan semua prosesnya. Ada hasil visum dari ahli, bukan dari Polisi. Serta gelar perkara juga akan dilakukan,” pungkas Kasat Reskrim.
Sebelumnya diberitakan, mahasiswa di Kota Palopo mengaku diperkosa senior.
Beberapa hari yang lalu seniornya tiba-tiba menelepon. Menanyakan ingin print tugas dikos.
“Katanya mau ma print di kos. Saya bilang, silakan datang. Karena memang di kos juga banyak teman. Sempat dua kali ma print,” kata Bunga.
Setelah itu, seniornya yang saat ini menjadi asisten laboratorium dikampus itu, menghubungi lagi, seolah ingin ditemani mengambil laptop dikamar hotel.
“Kemarin (Sabtu pagi) tiba-tiba menelfon lagi. Minta tolong ditemani ke hotel untuk ambil laptop. Saya iyakan dan langsung di jemput di kos,” sambungnya.
Di jalan menuju salah satu hotel yang ada di kawasan Labombo, Bunga sempat disuruh mampir beli air minum di ritel modern. Tidak jauh dari hotel yang akan dituju.
“Disuruh beli air minum, karena katanya akan menunggu lama dan sendiri. Pas tiba di hotel, dia buka pintu kamar dan suruh masuk,” kata Bunga.
“Saya sempat berpikir tidak mungkin saya mau diapakan karena orangnya baik sekali,” sambungnya.
Di dalam kamar, Bunga di suruh menunggu sambil baring. Juga disuruh tidur. Sementara seniornya mengaku akan mengerjakan laporan di dalam kamar.
“Sekitar setengah jam saya baring, dia langsung matikan lampu dan menindis badanku. Sempatka berteriak, tapi mulutku ditutup,” katanya dengan nada sedih.
Bunga tak bisa berbuat banyak saat mulutnya ditutup menggunakan tangan. Ia merasakan pakaiannya mulai dilucuti satu persatu. Dan diperlakukan layaknya seorang istri.
“Setelah itu, saya langsung lari keluar kamar hotel dan sembunyi di rumah warga. Saya lihat dia pergi ke arah pantai Labombo. Dan saya meminta teman untuk dijemput. Setelah sampai di kos, saya ceritakan ke teman,” terang Bunga. (AS)
Tinggalkan Balasan