Pranata Humas Diskominfo SP Lutra Jadi Pemateri Pelatihan Jurnalistik PWMOI Luwu Utara
LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Pranata Humas Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo-SP) Kabupaten Luwu Utara, Lukman Hamarong, memberikan materi “Teknik Wawancara Jurnalistik” kepada peserta Pelatihan Jurnalistik yang digelar Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (PWMOI) Kabupaten Luwu Utara, di Aula Bappelitbangda Kabupaten Luwu Utara, Minggu (21/5/2023).
Dalam pemaparannya tersebut, Lukman Hamarong menjelaskan bahwa wawancara dalam dunia jurnalistik adalah sebuah seni untuk mendapatkan data dan menggali informasi melalui proses tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber.
“Wawancara itu pada dasarnya adalah bertujuan untuk menggali fakta, data dan keterangan atas sebuah peristiwa yang terjadi, baik yang sudah, sedang, maupun yang akan berlangsung,” jelas Lukman.
Ia menyebutkan, ada tiga tahapan wawancara dalam jurnalistik, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pascawawancara.
Ketiga tahapan ini, kata Lukman, mesti dilakukan oleh pewawancara agar proses wawancara bisa berjalan tertib dan baik.
“Setiap pewawancara mestinya memiliki trik tersendiri dalam melakukan proses wawancara. Namun, supaya lebih tertib, 3 tahapan mesti dilakukan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pascawawancara,” sebutnya.
Adapun tahapan persiapan sebelum melakukan wawancara, menurut dia, adalah pewawancara harus menyiapkan topik terlebih dahulu, menentukan narasumber, serta membuat janji dengan narasumber.
“Yang mesti dipahami adalah seorang pewawancara jangan berangkat dengan kepala kosong. Dia harus paham apa yang akan diwawancarai,” jelas Lukman.
Sementara untuk tahapan pelaksanaan wawancara, lajut dia, pewawancara mesti konsisten dengan waktu yang disepakati bersama, menjaga penampilan, memperkenalkan diri, serta menanyakan biodata lengkap si narasumber.
“Yang tak kalah pentingnya adalah pewawancara jangan terlalu mengandalkan alat perekam, upayakan juga menulis,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, saat wawancara berlangsung, pewawancara mesti mengajukan pertanyaan yang jelas.
“Hindari pertanyaan yang diawali dengan kata tanya ‘apakah’ untuk menghindari jawaban ya atau tidak, tetapi bertanya dengan menggunakan kata ‘mengapa’, ‘bagaimana’ dan lain sebagainya, agar mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap,” terangnya.
“Selesai wawancara atau pada tahapan pascawawancara, pewawancara sedapat mungkin segera melakukan transkrip hasil rekamannya, jangan ditunda-tunda, mumpung rekaman masih segar dalam ingatan kita, sehingga produk dari wawancara juga bisa segera ditayangkan, dan dapat segera dinikmati para pembaca,” papar alumnus Unanda Palopo ini.
Sementara Ketua Panitia, Erwin, mengatakan, peserta pada kegiatan ini mewakili beberapa kecamatan, sehingga pelatihan ini menjadi wadah silaturahmi antarpemuda.
“Kita harap kegiatan ini menjadi wadah silaturahmi bagi para pemuda,” kata Erwin, seraya menyebutkan tujuan pelatihan untuk mengembangkan potensi menulis para pemuda.
Diketahui, Pelatihan Jurnalistik yang dilaksanakan PWMOI ini mengambil tema “Building a Literacy Culture Journalism”.
Selain Lukman, dua pemateri yang mengisi pelatihan ini, Chalik Mawardi (Tribun Timur) yang membawakan materi “Teknik Penulisan Berita”, serta Abdul Azis (wartawan senior di Luwu Utara), dengan materi “Kode Etik Jurnalistik”. (*)
Tinggalkan Balasan