Serap Aspirasi Warga, Pokja dan PT MDA Lanjutkan Forum Desa di Lima Lokasi

Kelompok Kerja Percepatan Investasi Kabupaten Luwu (Pokja) bersama PT Masmindo Dwi Area (MDA) melanjutkan rangkaian Forum Desa (FORDES) di empat desa dan satu kelurahan lingkar tambang serta jalur akses Awak Mas Project.

LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Sosial menyelenggarakan Pelatihan Batik Ciprat bagi Penyandang Disabilitas dalam program Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat (RSBM), yang berlangsung di Gedung Veteran Masamba, Rabu (12/11).

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Luwu Utara, Jumal Lussa, mewakili Bupati Luwu Utara.

Dalam sambutannya, Sekda menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kemandirian sosial dan ekonomi penyandang disabilitas melalui pelatihan keterampilan dan pemberdayaan berkelanjutan.

“Kegiatan ini bukan hanya sebatas pelatihan membatik, tetapi juga membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk membentuk kelompok usaha serta menghasilkan produk batik khas Luwu Utara,” ujar Jumal.

Pelatihan Batik Ciprat ini merupakan kelanjutan dari program tahap pertama yang telah dilaksanakan pada bulan Juni lalu, dengan total 200 penerima manfaat dan anggaran sebesar Rp350 juta.

Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara mengalokasikan dana sebesar Rp1,24 miliar untuk berbagai kegiatan sosial, termasuk bantuan bagi korban bencana dan lanjut usia.

Selain itu, Dinas Sosial Luwu Utara juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Sosial RI dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam kegiatan penyusunan Indeks Sosial, yang menjadi salah satu indikator kinerja utama di lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.

Dalam waktu dekat, tim Kemensos dan UGM akan melakukan wawancara kepada penerima bantuan sosial tahun 2024 sebagai bagian dari penelitian tersebut.

Melalui pelatihan ini, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara berharap dapat:

– Meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian penyandang disabilitas.
– Menciptakan peluang usaha berbasis keterampilan membatik.
– Mendorong lahirnya produk batik karya penyandang disabilitas sebagai simbol pemberdayaan sosial di daerah.

Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk TP-PKK dan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Luwu Utara, yang berperan sebagai pendamping dan pembina bagi para peserta pelatihan.

“Semoga pelatihan ini menjadi langkah awal menuju kemandirian dan kesejahteraan bagi penyandang disabilitas di Luwu Utara,” tutup Sekda Jumal Lussa. (*)

Tutup