Setelah Diperkosa, Mahasiswa di Palopo Mengaku Dapat Ancaman Dari Dosen Akan di DO

Ilustrasi

LINISULSEL.COM,PALOPO – Mahasiswa yang menjadi korban rudapaksa senior mengaku mendapat ancaman dari berbagai pihak.

Termasuk dosen dari kampus. Korban diancam akan dikeluarkan dari kampus jika kasus yang dialaminya itu lanjut ke rana hukum.

“Saya sempat diancam akan dikeluarkan dari kampus kalau masalah ini sampai lanjut kerana hukum,” ujar Bunga (nama samaran).

Bukan hanya dari dosen. Bahkan seniornya pun juga melakukan hal yang sama agar kasus ini tidak lanjut ke meja hijau.

“Ada juga dari senior,” katanya.

Saat ini Bunga mengalami rasa trauma yang mendalam. Dia mengaku pihak keluarga juga sudah bertemu untuk membicarakan solusi dari permasalahan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, mahasiswa di Kota Palopo mengaku diperkosa senior.

Beberapa hari yang lalu seniornya tiba-tiba menelepon. Menanyakan ingin print tugas dikos.

“Katanya mau ma print di kos. Saya bilang, silakan datang. Karena memang di kos juga banyak teman. Sempat dua kali ma print,” kata Bunga.

Setelah itu, seniornya yang saat ini menjadi asisten laboratorium dikampus itu, menghubungi lagi, seolah ingin ditemani mengambil laptop dikamar hotel.

“Kemarin (Sabtu pagi) tiba-tiba menelfon lagi. Minta tolong ditemani ke hotel untuk ambil laptop. Saya iyakan dan langsung di jemput di kos,” sambungnya.

Di jalan menuju salah satu hotel yang ada di kawasan Labombo, Bunga sempat disuruh mampir beli air minum di ritel modern. Tidak jauh dari hotel yang akan dituju.

“Disuruh beli air minum, karena katanya akan menunggu lama dan sendiri. Pas tiba di hotel, dia buka pintu kamar dan suruh masuk,” kata Bunga.

“Saya sempat berpikir tidak mungkin saya mau diapakan karena orangnya baik sekali,” sambungnya.

Di dalam kamar, Bunga di suruh menunggu sambil baring. Juga disuruh tidur. Sementara seniornya mengaku akan mengerjakan laporan di dalam kamar.

“Sekitar setengah jam saya baring, dia langsung matikan lampu dan menindis badanku. Sempatka berteriak, tapi mulutku ditutup,” katanya dengan nada sedih.

Bunga tak bisa berbuat banyak saat mulutnya ditutup menggunakan tangan. Ia merasakan pakaiannya mulai dilucuti satu persatu. Dan diperlakukan layaknya seorang istri.

“Setelah itu, saya langsung lari keluar kamar hotel dan sembunyi di rumah warga. Saya lihat dia pergi ke arah pantai Labombo. Dan saya meminta teman untuk dijemput. Setelah sampai di kos, saya ceritakan ke teman,” terang Bunga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup