Sultan Rakib: Media Mainstream Harus Adaptif di Tengah Gempuran Anti Mainstream

Sekretaris Dinas Kominfo SP Sulsel Sultan Rakib menjadi narasumber pada acara Forum Group Discussion (FGD) yang digelar di Fakultas Fisip Universitas Hasanuddin (Unhas), Senin (19/8/2024)

LINISULSEL.COM, MAKASSAR – Sekretaris Dinas Kominfo SP Sulsel Sultan Rakib menjadi narasumber pada acara Forum Group Discussion (FGD) yang digelar di Fakultas Fisip Universitas Hasanuddin (Unhas), Senin (19/8/2024)

FGD bertajuk Suara dan Harapan Akademisi dan Insan Media di Daerah (Indonesia Bagian Tengah) terhadap Implementasi Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.

Sultan Rakib mengatakan bahwa era saat ini menjadi era tekanan besar untuk media mainstream, seperti koran, TV, radio, majalah dan media online.

“Betapa tidak, eksistensi media mainstream (arus utama) ini “terganggu” dengan kehadiran media anti mainstream dengan ragam platform digital seperti Facebook, Youtube, Instagram, X, Tiktok dan lain sebagainya,” kata Sultan Rakib

Plh Kadis Kominfo SP Sulsel ini juga mengungkap seiring dengan perkembangan transformasi digital, media sosial (anti mainstream) banyak berseliweran. Dan ini melahirkan content creator dan influencer.

“Ya, ini banyak digandrungi anak muda kita,” ungkap Sultan Rakib.

Sultan Rakib menjelaskan, media sosial dalam penyajian informasi lebih cepat namun tidak terverifikasi.

“Nah bedanya dengan media mainstream informasi yang dihasilkan itu terpercaya, bebas hoax. Inilah bedanya,” jelas Sultan Rakib.

Sultan Rakib menambahkan, konten sosial media itu kreatif dalam menyajikan informasi, di satu sisi media mainstream masih mempertahankan penyajian informasinya yang biasa.

“Namun sudah pasti terpercaya, karena seluruh komponen dalam media mainstream itu menjunjung tinggi etika jurnalisme. Tidak seperti media sosial atau media anti mainstream. Agar tetap eksis, media anti mainstream harus adaptif dalam menghadapi transformasi digital,” tambahnya.

“Penyajian harus lebih adaptif. Sehingga audiens masih tetap menjadikan media arus utama ini sebagai sumber informasi yang jelas,” tandas Sultan Rakib. (*)

Nara sumber lain dalam FGD tersebut antara lain :

Prof. Dr. Judhariksawan, S.H., M.H – Guru Besar Universitas Hasanuddin/Ketua KPI Pusat Periode 2013-2016

Irwan Ade Saputra, S.IP., M.SI – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan.

Jupriadi Asmaradana – Pendiri Kabarmakassar.com / Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)/Duta Literasi Digital Nasional Indonesia.

Bakri Remmang – Ketua Pengurus Daerah Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sulawesi Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup