Temu Keluarga Pendengar Radio ke-6 Diramaikan 5 Radio Luar Negeri dan 2 Radio Lokal
LINISULSEL.COM, BANDUNG – Terhitung Desember 2019, pandemi Covid-19 hingga kini telah memasuki hitungan menuju tahun ke-3. Serangan virus corona yang cepat dan ganas, memberikan dampak pengaruh yang dahsyat terhadap semua aspek kehidupan manusia.
Selama masa pandemi berlangsung, manusia terus diuji sembari diiringi perkembangan teknologi dan kerja sama semua pihak di dunia, barulah kini dapat melangkah memasuki era new normal.
Salah satu contoh nyata adalah kisah perjalanan kegiatan pertemuan para pendengar radio short wave di Indonesia diberi nama Temu Keluarga Pendengar Radio (TKPR), merupakan inisiatif pecinta radio short wave internasional di Indonesia, dimana pertama kali digelar di Jakarta pada 22-23 April 2005 dihadiri oleh Penyiar RASI (Nuim Khaiyath) dan RSI seksi Indonesia (Budi Setiawan).
TKPR 2 di Solo 28-29 Juni 2008 dihadiri oleh Penyiar RASI (Hidayat Djajamiharja), dan Radio Nederland (Jean Van De Kok) dan TKPR 3 di Wonosobo 22-23 Juni 2013 dihadiri penyiar Deutsche Welle (Asril Ridwan) dan mantan penyiar Ranesi (Alm. Kak Sos).
Dilanjutkan lagi TKPR 4 di Yogyakarta 10 – 11 Desember 2016 dihadiri penyiar Voice Of Vietnam (Huong Tra) dan mantan penyiar NHK (Rane Hafidz). Tamu VIP Kepala stasiun RRI Yogyakarta, Dra. Sumarlina MM beserta Kepala Bidang LPU Ibu Dra. Lakhsmi Dwiafiati MM.
Berbagai radio internasional dan lokal di Indonesia mulai turut hadir meramaikan kegiatan TKPR di Indonesia, digelar setiap selang 2-3 tahun, di antaranya Radio Nederland, Deutsche Welle, RASI, RSI siaran Indonesia, Voice of Vietnam, Radio Republik Indonesia, Voice of America dan Radio Taiwan International dalam TKPR ke-5 di Malang tanggal 18-20 November 2018, menjadi kegiatan TKPR terbesar karena sekaligus dikolaborasi dengan kegiatan Temu Pendengar RTI Siaran Indonesia.
TKPR ke-5 di Malang turut dihadiri berbagai tamu undangan VIP, antara lain Mr. Agus Sunarto dan Mrs. Marintan Tobing dari Voice Of America, Staff Ahli Menteri Telekomunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Drs. Henri Subaktio, SH. MA yang mewakili Direktur Jendral Telekomunikasi dan Informatika RI, Madame Lu Ping (Presiden RTI 2018), Mr. Carlson Wong (Vice Manager RTI), Farini Anwar (Koordinator RTI Siaran Indonesia) dan Tony Thamsir (Penyiar RTISI).
Selain itu, masih ada Tamu VIP dari Ketua Dewan Pengawas LPP RRI, Mrs. Mistam, S.Sos, M.Si, Kepala stasiun RRI Malang, Dra. Teguh Yulia Astuti, MM, dan Kepala stasiun RRI Surabaya, Dra. Redno Desi Swasri, M.Si, beserta dengan tamu undangan lainnya dari RRI Surabaya dan Malang.
TKPR ke-6 awalnya direncanakan digelar pada bulan April 2020, namun kondisi kala itu sangat tidak memungkinkan karena serangan virus telah menyebar di berbagai kota di Indonesia, termasuk Kota Bandung yang ditunjuk menjadi tuan rumah pertemuan saat itu.
Selang 2 tahun penundaan, acara TKPR ke-6 yang bertema “Radio sebagai Pembawa Persahabatan dan Perdamaian di Indonesia” ini akhirnya digelar pada 26-27 Februari 2022 di Kota Bandung, Indonesia.
Acara TKPR kali ini diadakan secara hybrid, yaitu pertemuan langsung (offline) yang diadakan di Hotel Mitra, Jl. Supratman No.98 kota Bandung dan tatap muka virtual (online) melalui zoom meet.
Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang mengharuskan peserta tidak boleh berkumpul dalam jumlah besar. Diputuskan hanya 30 orang saja peserta yang boleh hadir. Bersama tamu undangan menjadi 38 orang yang menghadiri acara TKPR 6 di Kota Bandung.
Kerja keras panitia dan semangat antusias para pendengar, mampu memadukan 5 radio internasional dan 2 radio lokal dalam kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini. Tamu spesial datang dari Voice Of Vietnam, Huong Tra/Melisa dan Tu Thuy, RRI Bandung diwakili Sasmita, Nata Sofia Rubianto dari Radio NBS, dan Nada Ahmad dari Radio Metrum.
Hadir juga melalui tatap muka virtual via zoom, Voice Of America diwakili Fika Rosemary dan Agus Sunarto dan Radio Taiwan Internasional yang diwakili Farini Anwar, Aditya dan Tony Thamsir. Selain itu, masih ada Indonesian Service, China Radio International bersama Li Shukun, NHK World Radio bersama Sigit Purnomo, dan stasiun radio lokal Bandung.
Dalam kata sambutannya, Kepala VOV Jakarta Huong Tra/Melisa mengatakan, pentingnya menjaga hubungan antara stasiun radio, penyiar dan pendengar.
“Siaran Indonesia VOV yang telah berdiri sejak tahun 1966 memiliki banyak pendengar setia Indonesia dan memberikan kontribusi bagi kemajuan VOV. Apalah artinya stasiun radio jika pendengar tidak ada yang memberi respon,” ujar Melisa.
Sementara itu, owner NBS Radio Nata Sofia Rubianto mengatakan terkesan sekali dengan acara TKPR ini dan tak menyangka bisa seheboh ini, padahal yang hadir hanya 30 orang. Kebersamaan pendengar sangat terasa.
Begitu pula disampaikan Nada Ahmad, pimpinan Metrum Radio menceritakan kesenangannya saat bergabung di stasiun radio sejak 2018 menjumpai pendengar fanatik dan menjalin persahabatan dengan pendengar radio luar negeri yang sangat mengesankan.
“Sebagai ‘anak bawang’ di dunia radio, saya sangat senang bisa berkenalan dan bertemu orang-orang hebat di komunitas pendengar radio. Lewat teman-teman luar biasa ini, saya dipertemukan dengan tokoh-tokoh radio, stasiun-stasiun radio internasional dan bisa menjalin kerjasama,” ucap Nada.
Nada menambahkan, sebagai generasi ramaja tahun 80-90an, radio itu sesuatu yang tidak bisa dilupakan, media yang begitu intim dan personal. “Radio itu dulu mungkin seperti medsos zaman sekarang, begitu intimate bagi saya dan teman-teman sekolah dulu di SMP dan SMA.
Rajin dengerin Oz, Ardan, Rase, dan WG. Radio itu teman belajar, tempat curhat, dan pastinya kirim-kirim salam buat teman dan juga kecengan,” paparnya mengenang masa lalu.
Mewakili Kepala Stasiun RRI Bandung, Sasmita mengatakan bahwa radio kini tidak lagi monoton menyiarkan, namun harus menciptakan inovasi untuk tetap eksis betapa radio hanya menjadi corong alternatif. “RRI kini memiliki komunitas pendengar fanatik, di antaranya adalah para santri yang bersinergi bersama RRI,” tutur Sasmita.
Ketika ditanyakan ke beberapa peserta, diketahui jika mereka memiliki harapan untuk TKPR, dimana hal ini tetap berjalan menjadi sebuah momentum kebersamaan yang selalu dikenang sepanjang masa. Memberi dukungan kepada stasiun radio yang mencintai pendengarnya.
Setelah lama tidak berjumpa, sejatinya Temu Keluarga Pendengar Radio yang ke-6 ini menjadi sarana silaturahim dan ajang kangen-kangenan anggota komunitas pendengar radio, stasiun radio, dan penyiar yang hadir dari berbagai pelosok tanah air dan luar negeri.
Rencananya estafet Temu Keluarga Pendengar Radio yang akan datang ( TKPR 7) bakal digelar di luar pulau Jawa, yakni di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. (Rls)
Tinggalkan Balasan