Tim FEB Unhas Gelar Program PKM di Kabupaten Takalar
LINISULSEL.COM, TAKALAR – Tim pengabdian masyarakat yang tergabung sebagai bagian dari PKM Program Hibah Internal Peningkatan Kinerja Utama (Hibah-KIPKU) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin telah mengadakan program pengabdian kepada masyarakat melalui Pelatihan dan Focus Group Discussion Peningkatan Kapasitas Penyusunan Sustainability Company Profile UMKM Berbasis GRI Standard di Kabupaten Takalar.
Tim pelaksana pengabdian ini terdiri atas Dr. Nadhirah Nagu, S.E., Ak, M. Si, CA, CSRS, CSRA sebagai ketua tim PKM, Dr. Mursalim, SE., M.Si, CRA., CRP., CWM, Dr. Anas Iswanto Anwar, S.E., MA., CWM, Dr. H. Amiruddin, S.E., M.Si., Ak., CA, Dr. Haeriah Hakim, SE.,M.Mktg, sebagai anggota dari unsur dosen, serta sejumlah mahasiswa dari berbagai jurusan di FEB-UNHAS.
Dr. Nadhirah Nagu atau akrab disapa Bu Nadhirah menyatakan bahwa target mitra pemberdayaan dari program ini adalah Dinas Koperasi, UKM & Perdagangan Kabupaten Takalar dan UMKM Kabupaten Takalar.
Mitra pemberdayaan telah diberikan pelatihan bagaimana menyusun Sustainability Company Profile yang berbasis GRI Standard yang berkaitan dengan kinerja ekonomi, kinerja sosial dan kinerja lingkungan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 25 Desember 2022 di Kantor Desa Bontoloe, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar. Pelatihan dan FGD dilaksanakan dengan melibatkan kepala desa, aparat desa, dan kelompok UMKM di Desa Bontoloe.
Para mitra diberikan pelatihan mengenai Urgensi CSR dan Bisnis Berkelanjutan yang disampaikan oleh Dr. H. Amiruddin, S.E., M.Si.,Ak., CA, Pengenalan Sustainability Report untuk UMKM oleh Dr. Haeriah Hakim, SE.,M.Mktg, dan Mari menyusun Sustainability Report oleh Dr. Nadhirah Nagu, S.E., Ak, M. Si, CA, CSRS, CSRA.
Seluruh peserta yang hadir sangat antusias, interaktif, dan aktif selama proses pelatihan dan FGD berlangsung.
Di samping itu, sesi FGD juga didampingi langsung oleh unsur mahasiswa sehingga setiap pelaku UMKM dapat berdialog dan bertanya mengenai prosedur penyusunan sustainability company profile.
Kepala Desa Bontoloe, H. Amir Guliling Dg Tayang, S.E., M.M., menyampaikan bahwa UMKM di Desa Bontoloe memiliki prospek yang cerah dan produktif namun masih memerlukan pengembangan dari segi permodalan dan literasi mengenai pelaporan berkelanjutan.
Lebih lanjut H Amir menjelaskan bahwa para pelaku usaha di Desa Bontoloe siap mengadopsi pelaporan berkelanjutan melalui penyusunan sustainability company profile agar dapat mendorong daya saing dan kualitas usaha para UMKM.
“Besar harapan kami agar tim PKM Hibah-KIPKU FEB-UNHAS dapat membimbing para pelaku UMKM di Desa Bontoloe secara berkelanjutan,” katanya.
“Semoga kolaborasi antar akademisi dan asyarakat ini terus terjaga sebab kami yakin bahwa potensi Desa Bontoloe dari segi UMKM sangatlah besar dan perlu didukung oleh paradigma baru yakni prinsip-prinsip berkelanjutan,” tambahnya.
“Kami dari tim PKM FEB-UNHAS siap bersinergi untuk mendorong produktivitas UMKM di Desa Bontoloe melalui penerapan sustainability company profile,” katanya.
Pelatihan ini akan berlangsung secara berkala hingga para pelaku UMKM dapat mandiri dalam menyusun pelaporan berkelanjutan.
“Kami juga menyadari bahwa Kabupaten Takalar sebagai wilayah pesisir yang juga telah difasilitasi dengan pelabuhan walaupun masih pelabuhan sederhana maka Kabupaten Takalar memiliki akses perdagangan regional, nasional bahkan internasional,” katanya.
“Keunggulan geografis ini menjadikan Takalar sebagai alternatif terbaik untuk investasi atau penanaman modal, termasuk pengembangan UMKM khususnya bidang perdagangan dan perikanan,” jelas Nadhirah.
Karena itu, untuk tetap mempertahankan eksistensi dalam membangun spirit pengembangan UMKM, karena Takalar memiliki potensi besar dalam pengembangan pangsa pasar UMKM.
Salah satunya adalah dengan peningkatan kapasitas pelaku UMKM dalam meningkatkan pelaporan sustainability company profile UMKM berbasis GRI Standard sebagai salah satu komitmen peduli terhadap lingkungan dan sosial.
“Pelatihan dan FGD ini adalah ikhtiar untuk mendorong eksistensi UMKM di Desa Bontoloe agar mampu menjadi sentra UMKM yang peduli terhadap triple bottom line of sustainability yaitu sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan,” tutup Nadhirah. (*)
Tinggalkan Balasan