CEO Jas Grup Lari Pagi Bareng Sandiaga Uno dan Mardigu, DSP: Terus Berlari Mencapai Goals
LINISULSEL.COM, JAKARTA – Chief Executive Officer (CEO) Jas Grup, Dewi Sartika Pasande (DSP) lari pagi bersama team Bootcamp yang dipimpin langsung Founder Saratoga Investama Sedaya, Sandiaga Salahuddin Uno didampingi Entrepreneur dan Komisaris Utama Bank BJB, Mardigu Wowiek.
Lari Pagi DSP bersama Sandiaga Uno dan Mardigu dalam rangka mengikuti kegiatan CEO RUN 2025 yang titik star nya dimulai dari Patung Pemuda Membangun di Kawasan Bunderan Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Minggu (1/6/2025).
DSP mengatakan kegiatan CEO RUN 2025 bukan hanya sekadar berlari, tetapi team Bootcamp mengetes komitmen para peserta bisa lanjut berlari sejauh 5K. Dimana di tengah perjalanan tesnya beberapa pos di perlihatkan untuk mencoba istirahat
“Saya terus lanjut berlari sebagi komitmen bahwa dalam usaha dan bisnis di perjalanan ada kalanya kita berlari pelan untuk atur nafas dan ada kalanya kita gas full tapi tidak boleh berhenti total. Kita harus komitment untuk terus berlari meskipun pelan tapi bisa sampai di tujuan. Artinya goal kita bisa dapat,” kata DSP
Lanjut DSP mengungkap, beliau Sandiaga Uno sudah melintas di dunia Saham dan Initial Public Offering (IPO) dengan begitu banyak pengalaman jatuh bangun baik dalam usaha ataupun dunia politik.
“Dari dulu hingga sekarang beliau (Sandiaga Uno) tetap menunjukkan optimisme. Sekarang beliau menjadi mentor saya buat terus berlari mencapai goal itu,” ungkap DSP.
Tak hanya itu, DSP juga mengutip pesan Sandiaga Uno saat dirinya hadir mengikuti IPO Bootcamp 2025: How to Create 10X Valuation & Go Public di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
“IPO diBursa Efek Indonesia (BEI) bukanlah tujuan akhir bagi pengusaha, namun sebuah awal. Oleh karena itu, mengingatkan agar pengusaha boleh agresif namun harus penuh dengan kehati-hatian,” kata DSP mengutip pesan Sandiaga Uno
Tak hanya itu, kata DSP banyak pesan dan nasihat yang diberikan Sandiaga Uno, misalnya, banyak perusahaan gagal karena tidak terukur dan jangan sampai ketika sudah IPO malah tidak bisa menjaga cash flow.
“Salah satunya. Cash Is The King dan hal ini harus tetap diingat dan ditumbuhkan dengan konsep berkelanjutan,” pesan perempuan pengusaha kelahiran, Palopo 2 Januari 1975 ini.
