“Komisariat IA-ITB Angkatan” : Wahana untuk Mempererat Silaturahim
Oleh : Raditya Andrean Saputra, Teknik Geologi 2010, Alumni Biasa
LINISULSEL.COM – Bagi alumni ITB, tentu kita sering mendengar istilah Fortuga. Benar, Fortuga atau Forum Tujuh Tiga adalah komunitas alumni ITB angkatan 1973. Dari mulai Hatta Rajasa sampai Rizal Ramli merupakan anggota komunitas tersebut. Fortuga kita kenal karena kekonsistenannya dalam menyelenggarakan kegiatan yang kebanyakan ditujukan untuk charity.
Selain Fortuga ada juga Eititu, komunitas alumni ITB angkatan 1982, angkatannya Pramono Anung, Ridwan Djamaluddin, Fadjroel Rachman, dan rekan.
Kemudian ada juga komunitas 8ageur 6eulis-nya angkatan 1986, angkatannya Rektor ITB Reini Wirahadikusumah dan Ketua Umum IA-ITB Gembong Primadjaja. Sedikit melompat ke dekade 90-an, ada komunitas alumni ITB angkatan 1997, yang dikenal dengan nama Siner97.
Komunitas-komunitas tadi adalah contoh saja karena tidak mungkin semua angkatan disebutkan satu per satu. Setiap angkatan memiliki komunitas sendiri dan tentulah semuanya solid.
Mengapa Ikatan Satu Angkatan Seharusnya Kuat?
Setiap orang memiliki garis waktu kehidupannya masing-masing. Dengan demikian kebutuhan dan kepentingannya pun berbeda-beda. Akan tetapi, orang dalam generasi yang sama, biasanya memiliki kebutuhan dan kepentingan yang sama juga. Apalagi yang satu angkatan, kemungkinan garis waktu hidupnya beririsan sangat tinggi.
Hal tersebut terjadi karena secara psikologi mereka berada pada tahap kedewasaan yang sama. Selain itu faktor lingkungan yang membentuk mereka salama ini juga sama. Belum lagi kalau saling membanding-bandingkan satu dengan lainnya.
Dengan demikian, mereka yang satu angkatan pasti akan lebih mudah untuk berkonsolidasi.
Bersatulah Dua Ribu Sepuluh
Dalam sejarah pembentukan sebuah negara, kesamaan nasib sebuah bangsa tidak menjadi garansi sebuah bangsa tersebut akan bersepakat membentuk negara yang sama.
Sebagai contoh, sama-sama bangsa Amerika Latin, yang merdeka dari penjajahan Spanyol pada awal abad ke-16, tidak serta merta membentuk sebuah negara. Mereka terbagi menjadi Venezuela, Colombia, Ecuador, dan lainnya.
Hal sebaliknya justru terjadi di Nusantara. Suku-suku bangsa yang berbeda, dengan adanya _will to unite_ , bersepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1945.
Dari sini kita dapat memetik pelajaran, bahwa kesamaan latar belakang dan kesamaan nasib, tidaklah cukup untuk membuat sebuah persatuan. Dibutuhkan kehendak untuk bersatu dari setiap kita.
Penutup
Ikatan Alumni ITB adalah wadah resmi dari para alumni ITB. Organisasi ini sudah berumur 53 tahun. Di dalamnya terdapat 32 Pengurus Daerah, 35 Pengurus Alumni Jurusan, dan 28 Pengurus Komisariat.
Di dalam AD/ART IA-ITB hasil Kongres Nasional X tahun 2021, pengurus komisariat adalah pengurus alumni ITB di tingkat angkatan, instansi, dan luar negeri.
Dalam momentum Rapat Kerja Nasional IA-ITB 2022 di Bangka Belitung tanggal 16-18 Desember nanti, bisakah Komisariat IA-ITB 2010 dikukuhkan di hadapan seluruh stakeholder peserta rapat, yang juga akan dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin?
Tinggalkan Balasan