HJG ke-703, 17 November Dipilih sebagai Hari Jadi Kabupaten Gowa Berdasarkan Peristiwa Ini

(ist.linisulsel.com)

LINISULSEL.COM, GOWA – Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi selatan (Sulsel) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-703.

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Gowa, Peringatan Hari Jadi Gowa (HJG) jatuh pada tanggal 17 November setiap tahunnya.

Hal ini menjadi momentum bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa untuk melanjutkan sejumlah program pembangunan yang akan dilakukan di masa mendatang

Adapun tanggal 17 November ini dipilih sebagai Hari Jadi Kabupaten Gowa berdasarkan pada peristiwa berdirinya Kerajaan Gowa. Berdirinya Kerajaan Gowa ditandai dengan diangkatnya Tumanurung Bainea sebagai Raja Gowa pertama dengan gelar Karaeng Sombaya Ri Gowa.

Melansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Gowa, sebelum Kerajaan Gowa terbentuk, di kawasan tersebut terdapat 9 negeri yang masing-masing di kepalai oleh seorang raja kecil. Negeri tersebut adalah TOmbolo, Lakiung, Samata, Parang-parang, Data, Agang, Je’he, Bisei, Kalling dan Sero.

Pada tahun 1320, kerajaan-kerajaan kecil itu sepakat untuk bergabung. Mereka pun sepakat untuk mengangkat seorang Raja Gowa Pertama di bawah pemerintahan Tumanurung Bainea yang bergelar Karaeng Sombaya Ri Gowa.

Kesembilan raja-raja itu pun kemudian menjadi Kasuwiyang Salapanga (Sembilan Pengabdi) dan kemudian berganti menjadi Bate Salapang (Sembilang Pemegang Bendera).

Sejak berdirinya, Kerajaan Gowa pun terus mengalami perkembangan yang signifikan. Pada masa pemerintahan I Daeng Matanre Karaeng Imannuntungi Karaeng Tumapa’risi Kallonna, kerajaan ini berhasil menaklukkan beberapa kerajaan lain di SUlawesi Selatan seperti Garassi, Kalling, Parigii, Siang, Sidenreng, Lempangan, Mandalle dan lain-lain.

Pada tahun 1605, Islam pun masuk ke Kerajaan Gowa melalui seorang ulama bernama Dato Ribandang. Raja I Mangerangi Daeng Manrabia pun memeluk Islam dan mendapat gelar Sultan Alauddin.

Kerajaan Gowa terus mengalami perkembangan dan bahkan menjadi kerajaan terjuat di Kawasan Indonesia Timur, khususnya pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin.

Pada tahun 1950 berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1950 Daerah Gowa terbentuk sebagai salah satu daerah swapraja dari 30 daerah Swapraja lainnya dalam pembentukan 13 Daerah Indonesia Bagian Timur.

Sejarah Pemerintah Daerah Gowa berkembang dan beriringan dengan sistem pemerintah negara. Setelah Indonesia Timur bubar dan negara berubah menjadi sistem Pemerintahan Parlemen berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) tahun 1950 dan Undang-undang Darurat Nomor 2 Tahun 1957, maka daerah Makassar bubar.

Pada tanggal 17 Januari 1957 ditetapkan berdirinya kembali daerah Gowa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II (Kabupaten).

Sementara itu, melansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Kabupaten Gowa merupakan salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Sungguminasa.

Kabupaten ini berbatasan langsung dengan 7 kabupaten/kota. Salah satunya adalah Kota Makassar itu sendiri.

Dalam rangka peringatan Hari Jadi Gowa (HJG) tahun ini, pemerintah Kabupaten Gowa pun menggelar sejumlah agenda dan kegiatan. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperingati HUT Kabupaten Gowa tahun ini:

1. Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional
Salah satu agenda utama yang dilakukan dalam peringatan HJG ke-703 ini adalah mengunjungi dan ziarah ke makam di tiga pahlawan nasional asal Gowa yakni Makam Sultan Hasanuddin, Makam Syekh Yusuf dan Makam Karaeng Pattingalloang.

2. Ajak Masyarakat Belajar di Museum
Peringatan Hari Jadi Gowa ini juga bertepatan dengan Hari Museum Indonesia ke-63 tahun. Karena itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa menggelar Kegiatan “Belajar Bersama di Museum” yang berlangsung di Pelataran Museum Istana Balla Lompoa.

3. Penggelaran Pesta Rakyat
Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa turut berpartisipasi bekerja sama dalam penyelenggaraan beberapa kegiatan. Salah satunya menggelar Pesta Rakyat Gowa yang diselenggarakan sejak tanggal 10 hingga 18 November 2023 mendatang.

4. Dzikir dan Doa Bersama
Terakhir, pemerintah dan masyarakat Kabupaten Gowa juga akan menggelar acara Dzikir dan Doa Bersama dalam rangka peringatan hari jadi Gowa ke-703. Acara ini sekaligus sebagai bentuk dukungan dan solidaritas kepada rakyat Palestina.

Tahun ini, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-703. Lantas, kapan Hari Jadi Kabupaten Gowa tahun 2023?

Melansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Kabupaten Gowa merupakan salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Sungguminasa.

Kabupaten ini berbatasan langsung dengan 7 kabupaten/kota. Salah satunya adalah Kota Makassar itu sendiri.

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Gowa, Peringatan Hari Jadi Gowa (HJG) jatuh pada tanggal 17 November setiap tahunnya. Hal ini menjadi momentum bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa untuk melanjutkan sejumlah program pembangunan yang akan dilakukan di masa mendatang.

Pada momen peringatan ini, sejumlah penghargaan diberikan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam membantu peningkatan pembangunan Kabupaten Gowa. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan.

Adapun tanggal 17 November ini dipilih sebagai Hari Jadi Kabupaten Gowa berdasarkan pada peristiwa berdirinya Kerajaan Gowa. Berdirinya Kerajaan Gowa ditandai dengan diangkatnya Tumanurung Bainea sebagai Raja Gowa pertama dengan gelar Karaeng Sombaya Ri Gowa.

Melansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Gowa, sebelum Kerajaan Gowa terbentuk, di kawasan tersebut terdapat 9 negeri yang masing-masing di kepalai oleh seorang raja kecil. Negeri tersebut adalah TOmbolo, Lakiung, Samata, Parang-parang, Data, Agang, Je’he, Bisei, Kalling dan Sero.

Pada tahun 1320, kerajaan-kerajaan kecil itu sepakat untuk bergabung. Mereka pun sepakat untuk mengangkat seorang Raja Gowa Pertama di bawah pemerintahan Tumanurung Bainea yang bergelar Karaeng Sombaya Ri Gowa.

Kesembilan raja-raja itu pun kemudian menjadi Kasuwiyang Salapanga (Sembilan Pengabdi) dan kemudian berganti menjadi Bate Salapang (Sembilang Pemegang Bendera).

Sejak berdirinya, Kerajaan Gowa pun terus mengalami perkembangan yang signifikan. Pada masa pemerintahan I Daeng Matanre Karaeng Imannuntungi Karaeng Tumapa’risi Kallonna, kerajaan ini berhasil menaklukkan beberapa kerajaan lain di SUlawesi Selatan seperti Garassi, Kalling, Parigii, Siang, Sidenreng, Lempangan, Mandalle dan lain-lain.

Pada tahun 1605, Islam pun masuk ke Kerajaan Gowa melalui seorang ulama bernama Dato Ribandang. Raja I Mangerangi Daeng Manrabia pun memeluk Islam dan mendapat gelar Sultan Alauddin.

Kerajaan Gowa terus mengalami perkembangan dan bahkan menjadi kerajaan terkuat di Kawasan Indonesia Timur, khususnya pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin.

Pada tahun 1950 berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1950 Daerah Gowa terbentuk sebagai salah satu daerah swapraja dari 30 daerah Swapraja lainnya dalam pembentukan 13 Daerah Indonesia Bagian Timur.

Sejarah Pemerintah Daerah Gowa berkembang dan beriringan dengan sistem pemerintah negara. Setelah Indonesia Timur bubar dan negara berubah menjadi sistem Pemerintahan Parlemen berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) tahun 1950 dan Undang-undang Darurat Nomor 2 Tahun 1957, maka daerah Makassar bubar.

Pada tanggal 17 Januari 1957 ditetapkan berdirinya kembali daerah Gowa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II (Kabupaten).

Dalam rangka peringatan Hari Jadi Gowa (HJG) tahun ini, pemerintah Kabupaten Gowa pun menggelar sejumlah agenda dan kegiatan. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperingati HUT Kabupaten Gowa tahun ini:

1. Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional
Salah satu agenda utama yang dilakukan dalam peringatan HJG ke-703 ini adalah mengunjungi dan ziarah ke makam di tiga pahlawan nasional asal Gowa yakni Makam Sultan Hasanuddin, Makam Syekh Yusuf dan Makam Karaeng Pattingalloang.

2. Ajak Masyarakat Belajar di Museum
Peringatan Hari Jadi Gowa ini juga bertepatan dengan Hari Museum Indonesia ke-63 tahun. Karena itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa menggelar Kegiatan “Belajar Bersama di Museum” yang berlangsung di Pelataran Museum Istana Balla Lompoa.

3. Penggelaran Pesta Rakyat
Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa turut berpartisipasi bekerja sama dalam penyelenggaraan beberapa kegiatan. Salah satunya menggelar Pesta Rakyat Gowa yang diselenggarakan sejak tanggal 10 hingga 18 November 2023 mendatang.

4. Dzikir dan Doa Bersama
Terakhir, pemerintah dan masyarakat Kabupaten Gowa juga akan menggelar acara Dzikir dan Doa Bersama dalam rangka peringatan hari jadi Gowa ke-703. Acara ini sekaligus sebagai bentuk dukungan dan solidaritas kepada rakyat Palestina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup