Tim Percepatan Penanggulangan Stunting Kabupaten Luwu Timur Studi Tiru di Kabupaten Sinjai

Tim Percepatan Penanggulangan Stunting Kabupaten Luwu Timur studi tiru di Kabupaten Sinjai.

LINISULSEL.COM, LUWU TIMUR – Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Luwu Timur merupakan salah satu daerah yang juga sedang menghadapi masalah stunting. Berbagai upaya dilakukan guna percepatan penurunan stunting ini, salah satunya adalah dengan melakukan studi tiru di Kabupaten Sinjai.

Kabupaten Sinjai menjadi pilihan tempat studi tiru, karena daerah berjuluk Bumi Panritta Kitta tersebut merupakan salah satu kabupaten yang dinilai cukup baik dalam percepatan penurunan stunting di Provinsi Sulawesi Selatan.

Rombongan Tim Percepatan Penanggulangan Stunting Kabupaten Luwu Timur yang terdiri dari Bappelitbangda, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo-SP, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas PU, pengurus TP-PKK, serta Puskesmas se-Kabupaten Luwu Timur diterima oleh Kepala Bappeda Sinjai, Irwan Suaib, S.STP, M.Si dan Kepala Dinas Kesehatan Sinjai, dr. Emmy Kartahara Malik, MARS. di Ruang Pola Kantor Bupati Sinjai, Jumat (18/03/2022).

Sekretaris Bappelitbangda Kabupaten Luwu Timur, Mahyuddin yang juga pimpinan rombongan dalam kata pengantarnya mengatakan, tujuan Tim Percepatan Penanggulangan Stunting Kabupaten Luwu Timur datang ke Sinjai ialah untuk belajar bagaimana Kabupaten Sinjai sukses menjadi lokus stunting tahun lalu.

“Pekerjaan penurunan stunting ini hampir sama dengan pekerjaan kabupaten sehat, dan Alhamdulillah sudah kami laksanakan dan mendapat penghargaan tertinggi kabupaten sehat,” katanya.

“Mungkin itulah yang menjadi pointer kami di Bappeda dengan teman-teman tim untuk lebih kuat lagi setelah mendapat pencerahan dari Kaban Bappeda dan Kadis Kesehatan Sinjai,” jelas Mahyuddin.

“Kami mohon kesediaan bapak Kepala Bappeda untuk berbagi ilmu agar kunjungan kami hari ini ada yang bisa kami bawa pulang terkait kerja-kerja tim OPD dan Puskesmas dari Sinjai sehingga stunting di Kabupaten Luwu Timur bisa kami tanggulangi,” harapnya.

Sementara Kepala Bappeda Sinjai, Irwan Suaib mengucapkan selamat datang kepada tim rombongan percepatan penanggulangan stunting Kabupaten Luwu Timur di Sinjai, dan mengucapkan terima kasih telah menjadikan Sinjai sebagai tempat belajar terkait penanganan stunting.

Pada kesempatan ini, Kepala Bappeda Sinjai memaparkan pelaksanaan aksi konvergensi OPD dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sinjai.

Seperti Dinas Kesehatan melalui posyandu dan puskesmas melakukan intervensi spesifik, Dinas Pendidikan melakukan kegiatan pertemuan dengan orang tua (kelas parenting PAUD) di lokus stunting.

Selanjutnya Dinas PUPR melaksanakan kegiatan pembangunan tangki septic skala komunal (5-10 KK) di lokus stunting, Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi pencegahan stunting dan perubahan perilaku melalui media spanduk dan baliho.

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai melaksanakan program pekarangan pangan lestari (p2L), Dinas Ketahanan Pangan, Holtikultura dan Perkebunan membagikan bibit tanaman sayur dan buah kepada sasaran keluarga penderita stunting.

Kemudian Dinas PMD melakukan pemantauan rembuk stunting dirangkaikan dengan sosialisasi Perbup stunting dan melakukan pembinaan kader pembangunan manusia (KPM), DP3AP2KB menggelar penyuluhan dan pembinaan kepada kelompok tribina (BKB, BKL, BKR) tentang stunting, Bappeda melakukan review kinerja tahunan, sementara Dinas Kominfo Sinjai bekerjasama dengan media melakukan publikasi data stunting.

Terakhir, Kepala Bappeda Sinjai membeberkan salah satu inovasi Kabupaten Sinjai yakni Aksi Tali Sepatu yang artinya “Aksi Konvergensi Kegiatan Lintas Sektor Dalam Penanganan Stunting”.

“Mengapa dinamakan Aksi Tali Sepatu karena kita ibaratkan sepasang sepatu yang walaupun bentuknya tidak sama namun serasi. Berjalan tidak kompak tetapi memiliki tujuan yang sama. Seperti halnya dalam penanganan stunting, walaupun kegiatan lintas sektor berbeda-beda, tetapi tujuannya sama, yaitu untuk pencegahan stunting,” tandas Irwan Suaib.

Kegiatan studi tiru Pemkab Lutim ini ditutup dengan mengunjungi salah satu Puskesmas yang berhasil menurunkan angka stunting di Kabupaten Sinjai yakni Puskesmas Panaikang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup