Hadiri Gerakan Peduli Stunting Serentak, Kadis Kesehatan Palopo Kampanye Makan Telur
LINISULSEL.COM, PALOPO – Kepala dinas (Kadis) Kesehatan Palopo, Irsan Anugrah mewakili Pj Wali Kota Palopo menghadiri gerakan peduli stunting dan kampanye makan telur di Puskesmas Wara Utara, Senin 22 April 2024.
Gerakan peduli stunting dan kampanye makan telur ini juga di hadiri, Direktur Adminstrasi, Keuangan dan Bina Program RSUD Sawerigading Palopo, Hj. Harmawati, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas PP dan KB, Kepala Puskesmas Wara Utara dan Kader PKK.
Kegiatan ini diadakan serentak se-Indonesia. Untuk Sulsel, kampanye makan telur ini diikuti 10.000 balita dan 10.000 ibu hamil yang dilaksanakan secara hibrid bersama 24 kabupaten/kota se-Sulsel pada Senin, 22 April 2024.
PJ Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, mengatakan, bahwa meskipun wilayah Sulsel kaya akan telur dan protein hewani, masih banyak anak yang mengalami stunting.
“Kita harusnya prihatin atas tingginya angka stunting di Sulsel, yang mencapai 27,4 persen. Saya akan memimpin langsung program ini agar dijalankan secara lebih efektif dan bergerak cepat. Termasuk dengan mengkampanyekan konsumsi dua telur per hari,” jelasnya.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Palopo, Irsan Anugrah mengampanyekan program makan telur kepada balita dan ibu hamil.
“Telur kaya akan kandungan protein dan tadi Pj Gubernur menyampaikan bahwa makan 2 butir telur per hari sudah mencukupi jumlah protein di dalam tubuh kita,” katanya.
lanjut Irsan Anugrah menjelaskan, Kota Palopo dalam penanganan hal stunting, Alhamdulillah telah menunjukkan progres yang positif.
“Bulan Agustus kemarin, penderita stunting ada pada angkat 254 kasus dan sekarang per Maret 2024 kurang lebih 6 bulan kita intervensi jumlah stunting tinggal 100 kasus,” jelasnya.
“Dan sudah ada 10 Kelurahan yang Zero Stunting,” kata Irsan Anugrah menambahkan.
Mantan Direktur RSUD Sawerigading ini menambahkan, pencegahan stunting penting dilakukan sedini mungkin. Untuk membebaskan setiap anak Indonesia dari risiko terhambatnya perkembangan otak yang menyebabkan tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.
Menurut, upaya pencegahan stunting membutuhkan keterpaduan penyelenggaraan intervensi gizi pada lokasi dan kelompok sasaran prioritas.
“Untuk mencapai keterpaduan tersebut diperlukan penyelarasan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antar tingkatan pemerintahan dan masyarakat,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan