Upaya Percepatan Penurunan Stunting, Indah Putri Turun Langsung Evaluasi TPK

- Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani turun langsung melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka percepatan penurunan stunting.

LINISULSEL.COM, LUWU UTARA – Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani turun langsung melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Sejak Rabu lalu, bupati perempuan pertama di Sulsel ini telah menemui ratusan TPK di Kecamatan Baebunta – Baebunta Selatan, Kecamatan Malangke – Malangke Barat, Kecamatan Sabbang – Sabbang Selatan, dan Kecamatan Bone-bone – Tanalili.

“Penanganan stunting itu sangat kompleks, olehnya itu upaya ini perlu komitmen bersama untuk mewujudkan target nasional prevalensi stunting berada pada 14% di 2024,” ucap Indah.

Lebih lanjut, Indah yang berdialog langsung dengan para TPK di kecamatan, mengatakan stunting bukan hanya berbicara mengenai persentase atau target yang ingin dicapai tetapi tujuan akhirnya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Kalau kualitas sumber daya manusia kita unggul maka menguntungkan bagi bangsa ini sebab 2045 diharapkan Indonesia dapat menikmati bonus demografi. Inilah tujuan akhir dalam penanganan stunting. Tinggal kita lihat jenis intervensi yang lebih spesifik seperti apa yang bisa kita lakukan di desa masing-masing,” terang isteri dari Anggota DPR RI, Muhammad Fauzi ini.

Secara keseluruhan, persentase kasus stunting se- Kecamatan Malangke yaitu 10,62%.

“10,62% ini sudah di bawah prevalensi yang sudah ditargetkan. Saya yakin, ibu dan teman-teman pendamping sudah bekerja keras dan saya terima kasih karena 2 tahun bukan waktu yang singkat, yang kita tahu tidak mudah untuk mengurusi anak orang,” terang bupati yang hadir didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), Agunawan.

Indah berharap TPK bekerja keras lagi dalam mengintervensi penanganan penurunan stunting. Kalau dulu fokusnya kenali, temukan, dan tuntaskan, maka sekarang ditambah dengan pencegahan.

“Dari beberapa kasus dan hasil dialog langsung dengan TPK, tantangan terbesar yaitu pemahaman keluarga, perlu dilakukan edukasi kepada orang tua atau keluarga yang bertanggung jawab. Dimulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui agar senantiasa menjaga gizi sehingga bayi lahir dalam keadaan sehat,” pesan ibu dua anak ini. (*)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup